Tanggungjawab akuntan dan laporan akuntan - Pemeriksaan Akuntan IV


Jumat, 21 Oktober 2011


I. Tanggung jawab akuntan

       Bertanggungjawab untuk me rencanakan dan melaksanakan audit.
       Bertanggungjawab mendeteksi
       Salah saji dalam laporan keuangan sebagai akibat dari unsur tindakan pelanggaran hukum
   Manajemen bertanggungjawab à untuk menerapkan kebijakan akuntansi yang sehat, membangun dan memelihara pengendalian intern, mencatat,  mengolah, meringkas dan melaporkan transaksi yang konsisten dalam laporan keuangan.

Auditor memberikan keyakinan atas laporan keuangan bahwa :
       Melakukan audit dengan komptensi teknis, integritas, independen, dan objektif.
       Meneliti dan mendeteksi salah saji material.
       Mencegah diterbitkannya lapor an keuangan yang menyesatkan.

Tanggungjawab auditor yang pokok :
  1. Independensi auditor à tidak mudah dipengaruhi, netral, sikap mental independensi,
      integritas dan objektivitas .
  1. Keyakinan yang memadai (reasonable assurance) :
       Auditor bertanggungjawab à perencanaan dan pelaksanaan audit
       Audit tidak memberikan jaminan atas akurasi laporan keuangan.
       alasannya :
  1. Laporan keuangan yang dibuat
      manajemen tidak diharapkan memberikan keyakinan yang absolut.
      sebabnya à
  1. Konsep materialitas à auditor harus mencari dasar yang kuat untuk melandasi opini auditor dan unsur-unsur salah saji material
      materialitas à informasi akuntansi jika terjadi penghilangan atau salah saji, mungkin dapat mengubah atau mempengaruhi pertimbangan orang yang memerlukan informasi tersebut.
       misal : perusahaan industri, dagang,  pos persediaan mempu nyai arti yang sangat penting dibandingkan perusahaan jasa. Sehingga perhatian auditor untuk persediaan perusahaan industri dan dagang akan lebih besar daripada perusahaan jasa.
  1. Kecurangan seringkali menca kup kolusi atau pemalsuan dokumen.
  2. Ketidakpastian (uncertainty).
  3. Kesimpulan yang dihasilkan hanya berdasarkan fakta yang diperoleh dari hasil pengujian atas laporan keuangan. Bukan dari hasil pemeriksaan murni 100%.
  4. Penerapan pertimbangan profe sional dalam mengindentifikasi dan mengevaluasi faktor risiko kecurangan dan kondisi lainnya.

  1. Pendektesian errors dan fraud.
       auditor bertanggungjawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan terbebas dari salah saji material. Salah saji timbul karena error dan fraud. Dan salah saji dipandang material jika berpengaruh terhadap keputusan yang diambil pemakai laporan.
  1. Kekeliruan (error) à salah saji atau hilangnya jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan yang tidak disengaja.
       Kekeliruan dalam pengumpulan atau pengolahan data akuntansi     
         estimasi akuntansi yang tidak masuk akal timbul dari kecerobohon atau salah tafsir fakta.
       Kkeliruan dalam penerapan prinsip akuntansi.
  1. Kecurangan (fraud).
      fraud à mengambil sesuatu kepunyaan orang lain dengan maksud untuk dimiliki.
       Menguntungkan diri sendiri atau orang lain  atau membuat utang dan piutang terhapus.
       Menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum dengan memakai nama palsu atau kebohongan atau mengerakan orang lain agar memberi utang atau menghapus piutangnya.
       Merugikan pemberi piutang dalam keadaan pailit.
Cabang fraud :
  1. Korupsi à conflict of interest, penyuapan, pemberian hadiah terselubung (illegal grag tuities).
  2. Pengambilan aset secara ilegal.
       misal à penjarahan uang sebelum masuk ke kas  larceny.
  1. Penyajian laporan keuangan yang ditinggikan atau direndahkan.
à Salah saji aset dan pendapatan yang lebih tinggi dari sebenarnya (overstatements)
à Salah saji aset dan pendapatan yang direndahkan (under statements).
     
              mencegah fraud :
  1. Tingkatkan pengendalian intern
  2. Tanamkan kesadaran tentang adanya fraud.
  3. Lakukan seleksi pegawai secara ketat.
  4. Berikan imbalan yang memadai untuk seluruh pegawai.
  1.  lakukan pembinaan rohani.
  1.  berikan sanksi tegas bagi yang melakukan kecurangan dan berikan hadiah bagi pegawai yang berprestasi

Auditing
Fraud examination
Timing
Audit dilakukan secara teratur dan berulang
Tidak berulang, dilakukan setelah ada indikasi cukup
Scope
Pemeriksaan umum
Dugaan, tuduhan , sangkaan
Objective
Memberi opini atas kewajaran laporan keuangan
Meyakinkan fraud dan siapa yang bertanggungjawab
Relationship
Sifat pekerjaan tidak bermusuhan
Pemeriksa menentukan siapa yang bersalah (bermusuhan)
Methodologi
Teknik audit, pemeriksaan data
Memeriksa dokumen, wawancara
Presumption
Profesional skeptisme
Pengumpulan bukti untuk mendukung atau membantah






















 perbedaan audit umum dan fraud examination

  1. Laporan akuntan (auditor).
      standar pelaporan ke 4 (spap) à laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan atau memuat suatu asersi, bahwa pernyataan demikian tidak diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan maka alasannya harus dikemukakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan……………..
      pada akhir pemeriksaan auditor akan memberikan suatu laporan yang terdiri dari :
  1. Lembaran opini à memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan.
  1. Laporan keuangan terdiri dari :
       Neraca
       Laporan laba rugi
       Laporan perubahan ekuitas
       Laporan arus kas
       Catatan atas laporan keuangan à latar belakang perusahaan, kebijakan akuntansi dan penjelasan pos-pos neraca serta laba rugi.
     •       Informasi tambahan berupa lampiran perincian pos-pos penting, seperti piutang, aktiva tetap, utang,   beban umum dan administrsi serta beban penjualan tanggal laporan akuntan à sama dengan tanggal selesai pekerjaan lapangan (audit field work). Jika laporan audit belum dikeluarkan, tetapi terjadi peristiwa penting yang material dan berpengaruh terhadap laporan keuangan yang diperiksa. Auditor harus menjelaskan dalam catatan laporan keuangan dan lembaran opininya.
      dalam hal ini laporan akuntan ada 2 tanggal :
       Tanggal selesainya pemeriksaan lapangan
       Tanggal terjadinya peristiwa penting.

Jenis – jenis pendapat akuntan :
  1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) à menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar. Dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di indonesia. Pendapat ini dinyatakan dalam lapora auditor bentuk baku.
  1. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas an yang ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku.
      pendapat ini dinyatakan dalam keadaan :
       Pendapat wajar sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lainnya.
       Untuk mencegah agar laporan keuangan tidak menyesatkan .
       Jika terdapat kondisi dan peristiwa yang semula menyangsikan kelangsungan hidup entitas, tetapi berdasarkan pertimbangan rencana manajemen, auditor berkesimpulan bahwa rencana tersebut dapat efektif dilaksanakan dan pengungkapannya telah memadai.
       Diantara 2 periode akuntansi terdapat perubahan material dalam penggunaan prinsip akuntansi  atau dalam metode penerapannya.
       Data keuangan kwartalan yang diharuskan oleh bapepam namun tidak disajikan dan direview.
       Informasi tambahan yang diharuskan dewan standar akuntansi keuangan-iai telah dihilangkan atau penyajiannya menyimpang dari pedomannya.
       Informasi lain dalam suatu dokumen yang berisikan laporan keuangan yang diaudit secara material tidak konsisten dengan informasi tambahan yang disajikan.

  1. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion) à laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan.
  1. Pendapat tidak wajar (adverse opinion) à laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di indonesia.
  2. Tidak memberikan pendapat (disclimer opinion) à auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
Jenis-jenis laporan akuntan :
  1. Laporan auditor bentuk baku terdiri dari :
       Judul à kata indpenden, ditujukan kepada dewan komisaris dan pemegang saham, tanggal laporan.
       Alinea pendahuluan à auditor telah melakukan audit, identifikasi laporan keuangan, pemisahan tanggungjawan manajemen dan auditor.
        alenia lingkup audit à standar profesional, memperoleh keya kinan memadai, mengungkapkan salah saji material saja, pemerik saan berdasarkan pengujian, menggunakan profesional judgement.
       Alinea pendapat à menurut pendapat kami, …..”..menyajikan secara wajar….”, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Kondisi yang harus dipenuhi untuk standard unqualified :
  1. Laporan keuangan lengkap
  2. Ketiga standar umum dipenuhi
  3. Ketiga standar pelaksanaan dipenuhi.
  4. Laporan keuangan disajikan sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum.
  5. Tidak ada kondisi yang memerlukan tambahan alinea penjelasan atau modifikasi kalimat pada laporan.
  1. Hubungan materialitas dengan jenis pendapat auditor.
  1. Jumlah tidak material (immaterial) à salah saji yang tidak mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan.
       misal : pengalokasian biaya sewa lebih dari satu tahun dijadikan beban. Manajemen tidak mentaati prinsip akuntansi,  tetapi jika jumlahnya kecil, mak salah saji tersebut dianggap tidak material.
       pendapat auditor à pendapat wajar tanpa pengecualian.
  1. Jumlah material tetapi tidak mengganggu laporan keuangan keseluruhan.
       misal : salah saji pada pos persediaan.  
      pendapat auditor à wajar dengan pengecualian.
  1. Sangat material sehingga laporan keuangan diragukan.
       misal : pos piutang merupakan pos terbesar dalam neraca, salah saji yang besar didalamnya sangat material, sehingga auditor tidak dapat melaporkan telah disajikan dengan wajar.
      pendapat auditor -> tidak       memberikan pendapat atau pendapat tidak wajar.

  1. Keputusan mengenai materiali tas.
  1. Hubungan dengan prinsip akuntansi.
       pengukuran materialitas :
  1. Jumlah rupiah dan tolok ukurà laba bersih, jumlah aktiva lancar dan modal kerja.
       misal : kelebihan mencatat pos piutang rp 10 juta, karena  penyimpangan prinsip akuntansi.
      saldo piutang rp 100 juta, aktiva lancar rp 300 juta, laba bersih rp 200 juta.
      nilai materialitas salah saji à saldo piutang 1/10, pengaruh pada aktiva lancar 1/30, pengaruh pada laba bersih 1/20.
      selain itu ada lagi auditor menemukan salah saji pos kas rp 20 juta, sehingga pengaruh materialitas kas terhadap aktiva lancar menjadi 3/30, dan terhadap laba bersih 3/20.
  1. Daya ukur à tidak semua salah saji diukur dengan uang. Misalnya gugatan hukum à dianalisis oleh auditor apakah pengungkapan gugatan hukuam berpengaruh terhadap atau  tidak terhadap pengambilan keputusan pemakai laporannya.
  1. Sifat salah saji à
       Transaksi yang melanggar hukum.
       Pos yang akan mempengaruhi masa depan.
       Pelanggaran persyaratan perjan  jian.

  1. Hubungan dengan pembatasan audit.
       kesalahan biasanya diukur secara subjektif untuk melihat salah saji.
       misal à pos persediaan tidak dapat diaudit karena ada pembatasan lingkup audit oleh klien, auditor harus mengeva luasi kemungkinan  salah saji pada pos tersebut dan penga ruhnya terhadap laporan keuangan.
     

0 komentar:

Lokasi