KOMPAS.com — Pihak berwenang Iran telah lama menuduh Google Earth sebagai alat mata-mata pihak Barat. Bersamaan dengan pembangunan internet nasional, Pemerintah Iran sedang menyiapkan layanan pemetaan digital 3D yang diklaim selangkah lebih baik dari Google Earth.
Menteri Teknologi Informasi dan Komunikasi Iran Mohammad Hassan Nami pada pekan ini mengumumkan bahwa pihaknya sedang mengembangkan "Google Earth Islami" yang diberi nama resmi Basir. Produk ini rencananya siap digunakan dalam empat bulan ke depan.
"Persiapan telah dilakukan untuk meluncurkan proyek peta 3D dunia, dan saat ini kami menciptakan pusat data yang tepat, yang bisa memproses volume informasi," kata Nami sepert dikutip dari kantor berita Mehr, Selasa (9/4/2013).
Nami memberi informasi tentang apa yang dimaksud dengan peta 3D Islami. "Kami sedang mengembangkan layanan ini dengan pandangan Islam yang kita miliki di Iran. Nilai-nilai kita di Iran adalah nilai-nilai Tuhan dan ini akan menjadi pembeda antara Basir dan Google Earth," ungkapnya.
Pemerintah berharap, Basir akan menjadi portal nasional yang memberi pelayanan pada skala global. Ia pun mengklaim Basir akan aman digunakan secara global.
"Di permukaan, Google Earth menyediakan layanan kepada pengguna. Namun pada kenyataannya, keamanan dan organisasi intelijen berada di belakang semua itu untuk mendapatkan informasi dari negara lain," ujar Nami.
Pejabat Iran lainnya mendukung pernyataan Nami. Kepala Kepolisian Iran Esmail Ahmadi Moghaddam pernah menyatakan bahwa mesin pencari Google adalah alat mata-mata. Dengan bantuan yang diduga berasal dari China, Iran memblokir akses ke banyak hasil pencarian di Google.
Sejak tahun 2012, Iran sudah menunjukkan ingin menarik diri dari internet global. Pemerintah membuat layanan e-mail sendiri, memblokir jejaring sosial internet, dan banyak aksi lain untuk memperkuat internet nasional.
sumber
Menteri Teknologi Informasi dan Komunikasi Iran Mohammad Hassan Nami pada pekan ini mengumumkan bahwa pihaknya sedang mengembangkan "Google Earth Islami" yang diberi nama resmi Basir. Produk ini rencananya siap digunakan dalam empat bulan ke depan.
"Persiapan telah dilakukan untuk meluncurkan proyek peta 3D dunia, dan saat ini kami menciptakan pusat data yang tepat, yang bisa memproses volume informasi," kata Nami sepert dikutip dari kantor berita Mehr, Selasa (9/4/2013).
Nami memberi informasi tentang apa yang dimaksud dengan peta 3D Islami. "Kami sedang mengembangkan layanan ini dengan pandangan Islam yang kita miliki di Iran. Nilai-nilai kita di Iran adalah nilai-nilai Tuhan dan ini akan menjadi pembeda antara Basir dan Google Earth," ungkapnya.
Pemerintah berharap, Basir akan menjadi portal nasional yang memberi pelayanan pada skala global. Ia pun mengklaim Basir akan aman digunakan secara global.
"Di permukaan, Google Earth menyediakan layanan kepada pengguna. Namun pada kenyataannya, keamanan dan organisasi intelijen berada di belakang semua itu untuk mendapatkan informasi dari negara lain," ujar Nami.
Pejabat Iran lainnya mendukung pernyataan Nami. Kepala Kepolisian Iran Esmail Ahmadi Moghaddam pernah menyatakan bahwa mesin pencari Google adalah alat mata-mata. Dengan bantuan yang diduga berasal dari China, Iran memblokir akses ke banyak hasil pencarian di Google.
Sejak tahun 2012, Iran sudah menunjukkan ingin menarik diri dari internet global. Pemerintah membuat layanan e-mail sendiri, memblokir jejaring sosial internet, dan banyak aksi lain untuk memperkuat internet nasional.
sumber
0 komentar:
Posting Komentar