Pemeriksaan Akuntansi - Bahan Bukti Audit


Jumat, 18 November 2011

Bahan bukti audit
  1. Bahan bukti audit.
      bukti audit à digunakan untuk menguatkan atau menyangkal asersi manajemen dan digunakan untuk menentukan kewajaran laporan keuangan dan laporan  audit yang diterbitkan.

      dalam standar auditing pada standar lapangan ke 3 berbunyi “ bukti kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan  pendapat atas laporan keuangan yang di audit.” 

      bukti audit à semua informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan auditor sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapat .
      bukti audit yang mendukung laporan keuangan :
v  Data akuntansi.
v  Semua informasi penguat yang tersedia bagi auditor.

a)      Data akuntansi à jurnal, buku besar dan buku pembantu, buku pedoman akuntansi, memorandum, dan catatan tidak resmi, seperti lembaran kerja (worksheet) yang mendukung alokasi biaya, perhitungan, dan rekonsiliasi. 
             auditor menguji data akuntansi dengan cara :
a.       Menganalisis dan mereview.
b.      Menelusuri kembali lengkah-langkah prosedur yang di ikuti dalam proses akuntansi dan dalam pembuatan lembaran kerja serta alokasi biaya.
c.       Menghitung kembali dan melakukan rekonsiliasi jumlah -jumlah yang berhubungan dengan penerapan informasi yang sama.
b)      Informasi penguat à meliputi dokumen, cek , faktur, surat kontrak, notulen rapat, kon irmasi, dan pernyataan tertulis dari pihak yang mengetahui. Informasi auditor
c)       melalui permintaan keterangan ; pengamatan, inspeksi dan pemeriksaan fisik, serta informasi lain yang dikembangkan auditor.
d)       kompeten à bukti audit harus sah dan relevan.
e)        keabsahan tergantung keadaan yang berkaitan dengan  pemerolehan bukti tersebut.
      misal : bukti ekstern yang diperoleh dari pihak indepen den diluar perusahaan dianggap lebih kuat, lebih diandalkan atau dipercaya dari pada bukti yang diperoleh dari dalam perusahaan (bukti intern).

   ii. Hal-hal penting yang berkait an dengan bukti audit.
  1. Kompetensi bukti audit à  merupakan keandalan bukti atau ukuran kualitas bukti audit.
       hal-hal yang perlu diperhati kan terhadap bukti audit:
       Jika diperoleh dari pihak independen diluar perusahaan, memberikan jaminan keandalan yang lebih baik daripada bukti intern.
       Efektivitas pengendalian intern perusahaan memberi kan jaminan keandalan data akuntansi dan laporan keuangan.        
       Pengetahuan auditor yang langsung diperoleh dari inspeksi fisik, pengamatan, perhitungan lebih bersifat menyimpulkan dari pada yang diperoleh secara tidak langsung.
     
      faktor-faktor yang menentu kan kompetensi bukti audit :  
a)      Relevan à bukti harus relevan dengan tujuan audit dan diukur sampai sejauh mana manfaatnya bagi tujuan audit.
       contoh : pengamatan fisik persediaan oleh auditor , dalam pelaksanaannya relevan untuk menentukan keberadaan persediaan, tetapi tidak relevan dengan penenentuan kepemilikan persediaan.
b)      Sumber bukti à bukti yang didapat auditor secara langsung dengan jalan pengamatan memberikan keyakinan lebih tinggi dari pada melalui permintaan keterangan.
      sumber bukti yang dianggap andal :
Ø  Pemberi informasi independen
       Bukti yang didapat setelah dilakukan verifikasi oleh sumber independen dipandang lebih andal dari pada bukti intern perusahaan.
       Konfirmasi saldo bank dari bank klien yang diterima auditor dipandang lebih andal dari pada pemeriksaan jurnal penerimaan kas dan saldo kas yang ada dalam buku besar.
       Auditor yang melakukan pengamatan dan perhitungan langsung  lebih tinggi ting kat kompetensinya dibanding kan dengan auditor mendapatkan secara tidak langsung dari tangan kedua.
       Efektivitas internal kontrol à semakin efektif internal kontrol perusahaan, semakin tinggi tingkat keandalan bukti yang diperoleh.
Misal : auditor melakukan pengamatan langsung terhadap orang yang menerapkan prosedur pengendalian dan auditor harus mempertim bangkan bahwa penerapan pengendalian yang diamati mungkin tidak akan dilakukan sama jika auditor tidak hadiri.
Ø  Kualifikasi pemberi informasi à bukti lebih meyakinkan ke andalannya, jika kualifikasi pemberi informasi lebih tinggi.
c)      Ketepatan waktu (timeline ness) à kapan bukti tersebut didapat atau tanggal pemakaian bukti.
       tujuannya à untuk verifikasi aktiva lancar, hutang lancar dan laporan laba rugi, se hingga dapat diketahui pisah batas(cut off) telah dilaku kan dengan tepat. Bukti yang diperoleh dekat tanggal neraca lebih kompeten dan memiliki tingkat keyakin an yang lebih tinggi dari pada jauh dari tanggal neraca untuk saldo akun-akun neraca.
       akun income statement à bukti lebih meyakinkan jika didapat dari suatu sampel yang dipilih sepanjang periode laporan.
d)      Tingkat objektifitas à bukti yang bersifat objektif lebih diandalkan daripada bukti subjektif.
       contoh : bukti tentang eksistensi aktiva tetap berwu jud akan lebih kompeten bila diperoleh melalui inspeksi fisik. Karena secara objektif bukti tersebutlebih konklusif.
       bukti dari pihak luar entitas yang diaudit lebih bersifat objektif dari pada yang bersumber dari klien.
       bukti subjektif à bukti yang mendukung estimasi manaje men tentang keusangan  persediaan dan bukti purnajual produk.
       dalam menghadapi bukti sub jektif auditor harus :
1)      Mempertimbangkan kompetensi dan integritas karya wan yang diberi wewenang untuk melakukan estimasi.
2)      Menilai apakah proses pengambilan keputusan yang seharus nya telah diikuti oleh klien dalam mempertim bangkan estimasi tersebut.
  1. Kecukupan bukti audit à audit yang dilakukan auditor independen bertujuan untuk memperoleh bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar yang memadai untuk merumuskan pendapatnya.jumlah dan jenis bukti audit yang diperlukan auditor dipengaruhi oleh :
  • Pertimbangan profesional auditor setelah mempelajari keadaan yang dihadapi.
  • Dipengaruhi salah saji, semakin besar risiko salah saji semakin banyak bukti yang diperlukan untuk memenuhi pengujian audit.
  • Dipengaruhi kualitas bukti audit à semakin tinggi kualitas bukti semakin sedikit bukti yang diperlukan untuk memenuhi pengujian audit.
       pertimbangan auditor dalam menentukan kecukupan bukti à
  1. Materialitas dan risiko à
       Lebih banyak bukti diperlukan untuk akun-akun yang mate rial.
       Lebih banyak bukti diperlukan untuk akun-akun yang risiko salah sajinya lebih tinggi.  Misal : internal kontrolnya lemahà maka risikonya tinggi.
  1. Faktor ekonomi à auditor harus memutuskan pertim bangan profesionalnya apa kah bukti audit yang tersedia dengan batasan waktu dan biaya, cukup memadai untuk membenarkan pernyataan  pendapatnya. Harus terdapat hu bungan yang rasional antara biaya untuk mendapatkan buk ti dengan manfaat informasi yang akan diperoleh. Tetapi faktor biaya bukan alasan untuk mendapatkan bukti yang cukup
  1. Ukuran dan karakteristik à ukuran populasi berkaitan dengan item didalam populasi. Semakin besar populasi semakin banyak bukti yang diperlukan untuk efisiensi à dilakukan dengan sampling.
       karakteristik populasi à populasi yang itemnya bervariasi memerlukan sampel yang lebih besar  daripada populasi yang seragam.
  1. Sifat bukti audit atau type audit dikelompokan menjadi 2 golongan à
  1.  type data akuntansi yang terdiri dari :
1)      Bukti pengendalian internà pengendalian intern yang dibentuk oleh perusahaan dapat digunakan untuk menge cek ketelitian dan keandalan data akuntansi. Contoh : kesalahan yang timbul akan segera diketahui dengan ada nya pengecekan silang (cross check) dan cara-cara pembuk tian yang dibentuk didalamnya. Semakin kuat pengendali an intern, semakin sedikit bukti audit yang dikumpulkan sebagai dasar pernyataan pendapat akuntan.
2)      Catatan akuntansi à mencakup catatan akuntansi yang mendasarinya (under lying  accounting data)
       data akuntansi atau bukti pendukung laporan keuangan.
ü  Jurnal-jurnal
ü  Buku besar dan buku pembantu
ü  Pedoman akuntansi
ü  Memorandum dan catatan informal, seperti worksheets, perhitungan, rekonsiliasi.
Keandalan catatan akuntansi sebagai bukti audit tergan tung kepada pengendalian intern yang diterapkan.
       contoh :
       Jika buku pembantu dipegang oleh karyawan yang tidak  memegang buku besar dan secara periodik diadakan rekonsiliasi antara buku pembantu dengan akun kontrol (controlling account).   
       Semua jurnal umum harus mendapat persetujuan tertulis dari manajer akuntansi.
  1. Bukti penguat (colaborating evidence)
1)      Bukti fisik à bukti yang diperoleh dengan cara inspeksi atau perhitungan aktiva berwujud.
            misalnya : pemeriksaan persediaan dan kas, surat berharga, investasi jangka panjang.
      pemeriksaan fisik aktiva à
a)      Merupakan cara langsung untuk membuktikan kebenar an adanya aktiva tersebut.
b)      Merupakkan cara objektif untuk menentukan kuantitas aktiva yang bersangkutan.
c)      Merupakan metode yang bermanfaat untuk menilai  kondisi dan mutu aktiva tersebut.
2)      Bukti dokumenter à dibuat dari kertas bertuliskan huruf, atau angka atau simbol.
       berdasarkan sumbernya dibagi 3 golongan :
Ø  Bukti dokumenter dibuat oleh pihak luar yang bebas, dikirim langsung ke auditor.
Ø  Bukti dokumenter yang dibuat pihak luar yang bebas disimpan dalam arsip klien.
Ø  Bukti dokumenter yang dibuat dan disimpan dalam organisasi klien.
       
3)      Perhitungan à dilakukan sendiri oleh  auditor untuk membuktikan ketelitian perhi tungan catatan klien merupa kan bukti kuantitatif.     
       contoh :
a)      Footing àpembuktian ketelitian penjumlahan vertikal.
b)      Cross footing à pembuktian ketelitian penjumlahan horizontal.
c)      Pembuktian ketelitian biaya depresiasi.
d)      Pembuktian ketelitian taksir an kerugian piutang usaha, laba persaham, taksiran pajak. 
       
4)      Bukti lisan à permintaan keterangan secara lisan ke pada klien akan menghasil kan informasi tertulis atau lisan.  
       seperti: kebijakan akuntansi, lokasi catatan dan dokumen, alasan kebijakan akuntansi yang tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima secara umum, piutang usaha yang sudah lama tidak tertagih, kemung kinan hutang bersyarat.   
5)      Perbandingan à untuk menentukan akun atau tran saksi yang akan dipisahkan guna penyelidikan yang lebih intensif. Yaitu melakukan terhadap perbandingan aktiva, hutang, pendapatan dan biaya dengan saldo tahun sebelum nya.
6)      Bukti spesialis à seorang yang memiliki keahlian atau pengetahuan khusus dalam bidang selain akuntansi dan auditing.
       contoh : pengacara,  ahli teknik, ahli komputer, penilai.

  1. Evaluasi bukti audit à auditor mempertimbangkan relevansi bukti audit, apakah mendukung atau berlawanan dengan asersi dalam laporan keuangan. Jika auditor ragu , maka ia harus mendapatkan bukti kompeten yang cukup. Evaluasi yang tepat memerlukan pemahaman jenis bukti dan keandalan relatifnya atau diagnosisnya. Auditor harus mampu menentukan kapan jumlah yang cukup dari bukti kompeten yang didapat untuk menetapkan bahwa asersi manajemen dapat didukung, serta mempertim bangkan apakah tujuan audit tersebut telah dicapai.
  1. Pendekatan pengumpulan au dit.
1)      Top down audit evidence à
       Fokus kepada perolehan pemahaman bisnis dan industri klien, tujuan dan sasaran manajemen, keunggulan kompetitip organisasi klien, proses bisnis utama, pendapatan-pendapatan dan cashflow.
       Tujuan à memperoleh pengetahuan tentang perusa haan klien dan mengembang kan harapan auditor terhadap laporan keuangan.
         

2)      Bottom up audit evidence à
       Fokus kepada pengujian-peng ujian langsung terhadap transaksi-transaksi, saldo akun dan sistem yang menca tat transaksi dan menghasil kan saldo akun.
       Tujuan à untuk memperoleh dan menilai bukti yang mendukung transaksi saldo akun dalam laporan keuangan.

  1. Keputusan auditor dalam pengumpulan bukti à
1)      Sifat pengujian yang akan dilakukan (prosedur audit) à yaitu petunjuk rinci untuk pengumpulan jenis bahan bukti audit tertentu yang diperoleh pada waktu terten tu selama audit.
        jenis pengujian :
a)      Pengujian untuk memperoleh pemahaman à meliputi prosedur audit yang diran cang untuk memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri klien dan faktor yang mungkin mempengaruhi risiko salah saji.
b)      Pengujian atas pengendalian intern (tests of control) à meliputi prosedur audit yang dirancang untuk memper oleh bukti mengenai efekti vitas kebijakan dan prosedur pengendalian (internal control).
c)      Pengujian substantif  (substantive tests) à meliputi prosedur audit yang dirancang untuk memper oleh bukti mengenai kewajar an asersi manajemen dalam laporan keuangan.

2)      Saat pengujian (timing) à kapan prosedur audit akan dilaksanakan.
c)      Luas pengujian yang dilakukan
       saat pengujian dibagi 2 :
       Audit interim à pelaksanaan sebelum tanggal neraca.
ü  Perencanaan audit
ü  Pengujian untuk memperoleh pemahaman
ü  Pengujian atas pengendalian
ü  Pengujian substantif sebagian.

       Audit akhir tahun (year end audit) à pelaksanaan prose dur audit untuk pengujian substantatif.
3)      Luas pengujian à berapa banyak bukti harus diperoleh dengan sampel dan item yang dipilih.
4)      Penetapan staf untuk melaksa nakan pengujian (staffing) à penerapannya harus memper timbangkan tingkat keahlian dan pengalaman staf.

  1. Jenis bukti audit à      dibagi 7 kategori  :
  1. Pemeriksaan fisik (physical evidence)à  inspeksi atau perhitungan aktiva berwujud oleh auditor.
       misal : persediaan dan kas, verifikasi saham.
       tujuan à untuk memastikan kuantitas aktiva dan kualitas atau kondisi dengan melaku kan penilaian.
         
  1. Konfirmasi (confirmation) à proses perolehan dan penilai an suatu komunikasi lang sung dari pihak ketiga, sebagai jawaban atas permin taan informasi tentang unsur tertentu yang berdam pak terhadap asersi manaje men. 
       bentuk konfirmasi dibagi 2 à     
a)      Bentuk positif à meminta responden untuk menyetujui informasi saldo atau informasi lain pada ruang kosong yang disediakan.
       bentuk positif à sebagai bukti jika jawaban diterima oleh auditor.
b)      Bentuk negatif à meminta responden untuk memberikan jawaban hanya jika dia tidak setuju dengan informasi yang disebutkan permintaan konfirmasi negatif dapat menghasilkan jawaban adanya salah saji.

  1. Dokumentasi (documentary evidence) à bukti yang diperoleh melalui pemeriksaan atas dokumen dan catatan klien untuk memperkuat informasi  dalam laporan keuangan.
        dokumentasi dibagi 2 :
Ø  Bukti dokumen intern à disapkan, digunakan dan disimpan entitas.
       contoh : laporan jam kerja, laporan penerimaan barang.
Ø  Bukti dokumen ekstern à berasal dari luar entitas.
       contoh : faktur pembelian, polis asuransi.
  1. Pernyataan tertulis (written representation) à pernyataan tertulis ditandatangani indivi du yang bertanggung jawab dan berpengetahuan menge nai rekening, kondisi terten tu yang menunjang asersi manajemen.
       contoh : surat pernyataan manajemen klien, surat pernya taan tenaga ahli.
  1. Tanya jawab dengan klien (oral evidence) à informasi tertulis atau lisan dari klien dengan menjawab pertanya an auditor.
  1. Bukti matematis (mathema tical evidence) à bukti yang diperoleh dari hasil pemerik saan kembali perhitungan dan pemindahan informasi yang dilakukan klien
  1. Bukti analitis (analytical evidence) à bukti diperoleh melalui penggunaan perban dingan dan hubungan untuk melihat ada tidaknya salah saji.       
       contoh : membandingkan sal do-saldo atau ratio-ratio dengan data tahun lalu dan dengan industri yang sejenis

0 komentar:

Lokasi