Pemeriksaan Akuntansi - Pendekatan dan Tujuan Audit


Jumat, 18 November 2011

Pendekatan dan tujuan audit
  1. Tujuan audit laporan keuangan
      tujuan audit laporan keuangan oleh akuntan independen adalah à
       Untuk menyatakan pendapat
       Apakah laporan keuangan klien telah disajikan wajar
       Dalam semua hal material
       Sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum
      untuk mendukung pemberian pendapat atas laporan keuangan tersebut diperlukan bukti-bukti audit.
      tahap-tahap auditor dalam menyusun tujuan audit adalah

  1.  laporan keuangan (financial statement) dibuat oleh manajemen untukà
        memberikan informasi tentang posisi keuangan usaha.
       Kinerja perusahaan
       Arus kas perusahaan
       Bermanfaat bagi pengguna laporan
       Untuk membuat keputusan ekonomi
       Sebagai pertanggungjawaban menajemen atas penggunaan sumber daya.    
                  
      laporan keuangan berisikan à
  1. Aktiva
  2. Kewajiban
  3. Ekuitas
  4. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian
  5. Arus kas usaha.      
      laporan keuangan yang dibuat manjamen lengkap terdiri dari
  1. Neraca
  2. Laporan laba rugi
  3. Laporan perubahan ekuitas
  4. Laporan arus kas
  5. Catatan atas laporan keuang an.
Manajemen menerapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dengan tujuan bahwa informasi tersebut :
  1. Relevan terhadap kebutuhan pemakai laporan keuangan.
  2. Dapat diandalkan à 
  1. Mencerminkan kejujuran pe njajian hasil dan posisi keuangan perusahaan.
  1. Menggambarkan substansi ekonomi dari suatu transaksi
  2. Netral dan bebas dari keberpihakan
  3. Mencerminkan kehati-hatian.
  4. Mencakup semua hal  yang material.
                laporan keuangan disusun berdasarkan :
       Asumsi kelangsungan usaha apabila tidak disusun berda sarkan asumsi tersebut harus diungkapkan berdasarkan dasar lain yang digunakan, serta alasannya. Asumsi ini dibuat manajemen dengan memperhatikan aspek masa depan yang relevan paling sedikit untuk waktu 1 tahun dari tanggal neraca.
       Dibuat secara akrual, kecuali arus kas.
       Beban diakui atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dengan pos penghasilan yang diperoleh.
       Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode harus konsisten.
                kecuali :
     à ada perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi perusahaan atau perubahannya akan menghasilkan penyajian yang lebih tepat.
      à perubahan tersebut diperkenankan oleh psak.
       Pos-pos yang material disajikan terpisah dalam laporan keuangan dan yang tidak material digabungkan dengan jumlah yang memiliki sifat dan fungsi yang sejenis. Informasi dianggap material, jika tidak diungkapkan akan mempengaruhi pengguna laporan dalam mengambil keputusannya.  
       Setiap komponen laporan keuangan
       Informasi berikut disajikan  perhalamannya berulang à nama perusahaan, tanggal atau periode laporan , mata uang pelaporan, satuan angka yang digunakan.     
       Disajikan secara tahunan.

  1.         siklus laporan keuangan (financial statement cycles) à
       Audit dilakukan dengan cara mem bagi laporan keuangan berdasarkan segmen-segmen yang lebih kecil.
       tujuannya à
a.       Memudahkan dalam audit
b.      Memudahkan mengumpulkan bukti
c.       Memudahkan pembagian kerja.      
Contoh : audit terhadap aktiva tetap dan wesel bayar  sebagai pos yang terpisah. Pada waktu audit aktiva tetap akan menunjukan apakah wesel bayar sudah dicatat atau belum.
       Pendekatan siklus à yaitu menempatkan jenis transaksi dan saldo akun yang berkaitan satu sama lain dalam segmen yang sama.
                   contoh :
Ø  Siklus penjualan dan penerima an kas
Ø  Siklus pembelian dan pengeluaran kas.

  1. Asersi manajemen à pernyataan manajemen yang terkandung dalam laporan keuangan (management assertions).
                contoh :
      neraca pt “x” tanggal 31 desember 2010 menunjukan akun kas sebesar rp 12.345.600,00 .
       asersi ekplisitnya :
  1. Bahwa saldo kas benar-benar ada pada tanggal 31 desember 2010.      
  1. Bahwa jumlah kas tresebut yang benar adalah rp 12.345.600,00.
        asersi implisitnya :
  1. Bahwa semua kas yang seharusnya dilaporkan telah dimasukan kedalam jumlah tersebut.
  2. Bahwa semua kas yang dilaporkan dimiliki pt”x” pada tanggal   31 desember 2010.
  1. Bahwa tidak ada batasan apapun terhadap penggunaan kas yang dilaporkan tersebut.
Pernyataannya dapat bersifat implisit dan eksplisit diklasifi kasikan sbb :
1.       Keberadaan atau terjadinya (existence atau occurrence)
2.       Kelengkapan (completeness).
3.       Hak dan kewajiban (rights and obligations).
4.       Penilaian dan alokasi (valuation dan allocation).
5.       Penyajian dan pengungkapan  (presentation and disclosure)
Ø  Keberadaan atau terjadinyaà berhubungan dengan asersi bahwa aktiva, kewajiban dan ekuitas perusahaan yang dicantumkan dalam neraca benar-benar ada pada tanggal neraca dan transaksi yang dicatat telah terjadi selama periode tersebut. Demikian pula manajemen mem buat asersi bahwa penjual an dalam laba rugi menunjukan pertukaran barang atau jasa dengan kas atau piutang usaha.
Ø  Kelengkapan (completeness) à bahwa laporan keuangan telah memuat semua transaksi dan akun yang seharusnya disajikan.
Contoh : manajemen membuat asersi bahwa semua pembelian barang dan jasa telah dicatat dan dicantumkan dalam laporan keuangan. Serta asersi bahwa hutang usaha di neraca telah mencakup semua kewajiban entitas kepada pemasok.
Ø  Penilaian atau alokasi (valuation or allocation).
      asersi tentang penilaian atau alokasi bahwa à semua aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban telah dicantumkan dalam laporan keuangan de ngan jumlah yang semestinya.        
      contoh :  manajemen membuat asersi bahwa aktiva tetap dicatat berdasarkan harga perolehannya dan perolehan tersebut secara sistimatik dialokasikan kedalam periode akuntansinya. Begitu pula manajemen mem buat asersi untuk piutang usaha yang tercantum di neraca berdasarkan nilai bersih yang dapat direalisasi kan (net realizable value) pada tanggal neraca tersebut.
Ø  Hak dan kewajiban (rights and obligation).
      manajemen membuat asersi bahwa aktiva merupakan hak   perusahaan dan hutang merupakan kewajiban perusa haan pada tanggal tersebut.
      contoh : jumlah sewa guna usaha (lease)  yang dikapitali sasi di neraca mencerminkan nilai perolehan hak perusaha an atas kekayaan yang disewa guna usahakan dan hutang sewa guna usaha yang bersangkutan mencerminkan suatu kewajiban perusahaan pada tanggal neraca tersebut.
Ø  Asersi penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure) à manajemen membuat asersi bahwa komponen-komponen laporan keuangan telah diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan dengan semestinya.
      contoh : kewajiban yang diklasifikasikan kedalam hutang jangka panjang di neraca tidak akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun. Demikian pula manajemen membuat asersi bahwa jumlah yang disajikan sebagai pos luar biasa dalam laporan laba rugi diklasifikasikan dan diungkap kan dengan semestinya.

  1. Tujuan umum audit
Dalam merumuskan tujuan audit ini auditor independen mempertimbangkan kondisi khusus entitas, sifat aktivitas ekonomi dan praktik akuntansinya yang khas.
Tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien disajikan secara wajar, dalam semua hal yang meterial, sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum. Kewajaran laporan keuangan ditentukan integritas asersi manajemen yang terkandung didalam laporan keuangan,

  1. Tujuan khusus (spesifik) audit.      
         tujuan khusus audit merupakan pengembangan dari tujuan umum audit.
            untuk tujuan khusus ini dapat digambarkan sbb :
                  contoh audit khusus kas.

  1. Pendekatan dalam merumus kan tujuan audit.
a.       Tujuan audit dengan pendekat an transaksi à berfungsi sebagai kerangka kerja auditor dalam mengumpulkan bahan audit kompeten yang cukup, dan dalam memutuskan apakah bahanbukti sudah pantas untuk dikumpulkan sesuai dengan penugasnnya.
tujuan audit berkaitan dengan transaksi diterapkan kepada jenis atau golongan transaksi seperti transaksi penjualan, transaksi penerimaan kas.
                tujuan audit ini ada 6 :
ü  Eksistensi 
ü  Kelengkapan
ü  Akurasi
ü  Klasifikasi
ü  Waktu pencatatan
ü  Posting pengikhtisaran
                 tujuan umum à pada setiap jenis transaksi dengan pernyataan yang luas.
          tujuan khusus à diterapkan pada setiap jenis transaksi dalam laporan keuangan dan dinyatakan sesuai dengan jenis transaksi, seperti transaksi penjualan.
  1. Tujuan audit dengan pendekatan saldo à berkaitan dengan saldo akhir dari akun, seperti piutang usaha, persediaan dan hutang.
       tujuan auditnya ada 9 :
ü  Eksistensi
ü  Kelengkapan
ü  Akurasi
ü  Klasifikasi
ü  Pisah batas
ü  Kecocokan rincian
ü  Nilai realisasi
ü  Hak dan kewajiban
ü  Penyajian dan pengungkapan.

  1. Tahapan untuk mencapai tujuan audit :
§  Tahap i à merencanakan dan merancang pendekatan audit
§  Tahap ii à melakukan pengujian pengendalian dan transaksi
§  Tahap iii à melaksanakan prosedur analitis dan pengujian terinci atas saldo
§  Tahap iv à menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan.

0 komentar:

Lokasi