Taryono (bukan nama sebenarnya hehehe), seorang salesman Pemula,
menjadi sangat Galau karena baru 2 bulan dari 6 bulan masa Probationnya
menjadi seorang Salesman dirinya mencapai target, Sementara Darmin (juga
bukan Nama sebenarnya) merasakan hal yang sama walaupun masih sedikit
beruntung karna dari 6 bulan masa Probationnya sudah 3 bulan bisa capai
Target. Keduanya tengah memasuki pertengahan bulan ke-5 dari masa 6
bulan probationnya. Perusahaan dimana keduanya bekerja memang sangat
ketat dalam menentukan siapa yang bisa lolos masa percobaan, dan
sebagian besar di tentukan dari Performance pencapaian angka
penjualannya.
Namun demikian satu hal yang menarik adalah walaupun Taryono dan
Darmin sama-sama galau, Taryono lebih bersemangat dan tetap rajin buat
call appointment dengan calon Klien dan tak mau menyia nyiakan waktunya
untuk terus mencari order.., walaupun memang kebanyakan ordernya banyak
yang gagal dan tidak closing karna satu dan lain hal. berbeda dengan
Darmin, yang di tengah kegalauannya hatinya benar-benar kacau dan tidak
bisa fokus lagi kepada pekerjaannya karena merasa sudah sangat yakin
bahwa dirinya pasti tidak akan lolos masa probationnya. Darmin, bukannya
semakin giat mencari order malah semakin giat tengok kanan kiri mencari
alternatif pekerjaan yang lain, dan cenderung berfikiran negatif
terhadap perusahaan dan teman-temannya yang sedikit-sedikit mendapat
sukses klosing penjualan.
Waktu terus berlalu sampailah kepada 2 minggu terakhir penilaian
Salesman Baru. Posisi Taryono masih jauh tertinggal di klasemen
pencapaian penjualan yaitu nomor 2 terbawah dari semua Salesman. hatinya
tentu semakin galau, tapi tetap fokus berjualan dan tetap terus cari
prospek-prospek baru walaupun mungkin secara psikis merasa cukup lelah,
namun tetap berusaha mempertahankan mindset positifnya. Sementara Darmin
yang juga pada saat itu juga sudah galau tingkat tinggi, kehabisan
energi dan sudah sering2 “pergi ke tempat Ibadah dari siang hari sampai
sore” dan tidak lagi bersemangat mengunjungi calon Klien, Namun demikian
tanpa disangka-sangka seminggu sebelum masa probationnya salah satu
Klien terbesar Darmin bisa Closing dengan Angka yang luar biasa besar
dan berhasil menutupi Target penjualannya di bulan-bulan sebelumnya.
Alhasil target 6 bulannya seketika terpenuhi.
Darmin menjadi sangat senang dan merasa Selamat…, akhirnya bisa terus
melanjutkan bekerja sebagai Salesman di perusahaan tersebut, sementara
Taryono pasti sudah bisa di tebak dirinya gagal memenuhi target
perusahaan dan harus siap dengan Konsekuensi dan aturan main perusahaan
untuk keluar dari Arena Pertempuran.
Darmin tiba-tiba menjadi positif dan kembali bersemangat tinggi.
kalau saja waktu itu Facebook sudah populer pasti Statusnya penuh dengan
keberhasilan dan kata-kata positif. Namun berbeda dengan Taryono,
bagaikan tentara yang kalah perang seorang Taryono menghilang bagai
ditelan bumi dan tidak diketahui lagi dimana rimbanya.
Waktu kemudian terus berlalu… masuk di dua tahun, empat tahun sampai
dengan tujuh tahun dan sebelas tahun kemudian. sampai akhirnya kami pun
bertemu, ya…, Saya, Darmin, Taryono dan seorang Sahabat lainnya sempat
reunian di sebuah Kafe di Surabaya tahun lalu. O iya mungkin saya
sedikit lupa katakan, ini merupakan sebuah pengalaman yang memang saya
alami sendiri, makanya diatas saya samarkan beberapa nama diatas
hehehe….., Tanpa di sangka seorang taryono yang dulu sangat lugu
bersepatu karet dan dari Mojokerto Namun saya kenali sebagai orang yang
selalu punya semangat tinggi dan Mindset positif itu saat ini sudah
menjadi seorang Asst GM Sales di perusahaan yang cukup dikenal dengan
usianya yang relatif muda. berbeda dengan Darmin yang sempat pindah satu
perusahaan dari perusahaan kami waktu itu saat ini masih menjadi
Manager di perusahaan tersebut. dan sebagai catatan pula Perusahaan
Taryono merupakan perusahaan MNC yang skala Industrinya jauh lebih besar
di banding perusahaan Darmin yang masih sebuah Lokal Company. tentunya
dari sisi benefit, dsb tempat dimana Taryono bekerja tentunya jauh lebih
baik.
Sambil mengenang masa lalu saya sempat memperhatikan Taryono yang
memang masih tetap bersemangat, humble dan selalu positif, sesuatu yang
tidak hilang dari 11 tahun yang lalu saya mengenal dirinya…, hmm sebuah
Mentalitas seorang Salespeople murni memang saya rasakan di dirinya.
sementara berbeda dengan Darmin, yang ternyata jauh berbeda dengan
Taryono, tidak sepositif Taryono dan masih kerap kali merasa galau
dengan Pekerjaannya, bahkan selalu bertanya apa ada kemungkinan kami
membantu dirinya keluar dari perusahaannya sekarang dan ikut di salah
satu perusahaan kami bekerja.
Satu hal yang sangat menarik ketika saya tanyakan kepada Taryono
kemana dia setelah tidak lolosnya probation di perusahaan kami waktu
itu. dan jawaban dari dirinya cukup menarik, dia mengatakan Waktu itu
dia memang sangat kecewa…,, namun dia sangat bersyukur dirinya tidak
lolos probation di perusahaan itu karena setelah itu dia mengalami
proses pembelajaran yang lebih berharga sampai saatnya dia masuk di
Industri yang membuatnya lebih sukses saat ini. Uniknya adalah waktu
masa-masa terakhir probationnya dia pantang menyerah memprospek klien,
sampai-sampai prospek Klien terakhir lah yang kemudian mengajaknya
bekerja di Perusahaannya dan memasuki Industri yang baru yang ternyata
membuatnya berkembang di Industri itu. walaupun sesudah itu dia sempat
berpindah ke perusahaan lainnya sampai akhirnya di posisinya sekarang.
sempat waktu itu saya berfikir bahwa “Keberuntungan memang Hanya di peruntukan bagi mereka yang benar-benar pantas mendapatkannya”. Cukup
Ironis sepertinya memang, Waktu itu saya kira Darmin lah yang
beruntung, namun ternyata Taryono sebetulnya yang lebih beruntung. Namun
kenapa dia bisa lebih beruntung karena Taryono lebih memantaskan diri
untuk mendapatkannya.
Pembelajaran yang sangat berharga dari cerita di atas adalah
bagaimana kita sebagai sales harus mampu memaknai sebuah kegagalan.
Kegagalan walau seperti apapun juga seringkali hanyalah sebuah titik
tolak yang memang kita harus lewati, dan bukan menjadi suatu akhir,
apalagi sebuah Bencana. Jauh lebih penting juga adalah bagaimana kita
bisa selalu menilai diri kita sendiri dan terus menerus menjaga mindset
positif kita serta senantiasa mengupgrade semua software dalam diri kita
untuk selalu bisa menciptakan yang terbaik bagi diri kita sendiri.
Sebetulnya masih banyak cerita pengalaman langsung sebuah kegagalan
yang kemudian menjadi kesuksesan baik dari saya maupun dari anda semua…,
semoga semua hal itu bisa menjadi bagian dari penyemangat diri kita
sebagai Sales untuk tidak berhenti menaklukan semua keadaan. Karna
sesungguhnya Salesman Hebat adalah mereka yang bisa mengalahkan Keadaan
dan merubah Takdir kegagalan menjadi Takdir keberhasilan.
Akhir cerita …., untuk semua Salespeople yang membaca artikel ini, the Choices is on You…. mau jadi Taryono atau menjadi Darmin?
0 komentar:
Posting Komentar