Apa itu Pemeriksaan ?
Pemeriksaan adalah suatu tindakan yang membandingkan keadaan sebenarnya dengan keadaan yang seharusnya. Misal nya seorang dosen/pengajar yang memeriksa pekerjaan mahasiswanya; seorang dokter yang memeriksa pasiennya, seorang ibu rumah tangga yang kepala rumah tangga pada malam hari yang memeriksa pintu dan jendela rumahnya apakah sudah terkunci semuanya, dan lain sebagainya. Tetapi pemeriksa seperti yang disebutkan diatas adalah pemeriksa alamiah yang sudah diketahui dan dikuasainya. Mereka ini tidak menggunakan teknik dan prosedur seperti layaknya pemeriksa yang akan kita bahas. Sedangkan yang akan kita pelajari dinamakan pemeriksa KEUANGAN dan OPERASIONAL yaitu yang tidak terbatas pada bidang keuangan saja, tetapi meliputi bidang teknis dan operasional. akan kita pelajari dinamakan pemeriksa fungsional yaitu yang tidak terbatas pada bidang keuangan saja, tetapi meliputi bidang teknis dan operasional
• Contoh Pemeriksa ini ada di BPK, BPKP, Inspektorat Jenderal, pemeriksa intern perusahaan dan pemeriksa ekstern di perusahaan swasta ataupun BUMN.
• Untuk dapat melakukan pemeriksaan seseorang harus mengetahui bagaimana keadaan seharusnya yang dinamakan kriteria, sedangkan keadaan yang sebenarnya dinamakan kondisi.
• Sebagai contoh seorang dosen/pengajar yang memeriksa pekerjaan mahasiswanya, maka ia harus lebih dahulu mengetahui jawaban yang tepat (kriteria) dari soal-soal yang diberikan, sehingga ia dapat menilai apakah hasil pekerjaan mahasiwanya (kondisi) itu benar atau salah
Apa itu Pengawasan ?
• Pengawasan adalah langkah-langkah untuk mendapatkan keyakinan, apakah pelaksanaannya sudah sesuai dengan tujuan atau rencana yang telah ditetapkan. Jadi disini ada usaha untuk memantau keadaan yang terjadi dibandingkan dengan rencana tersebut. Ini disebut pengawasan aktif, sedangkan pengawasan pasif adalah pengawasan melalui laporan tertulis.
Apa itu Pengendalian ?
• Pengendalian adalah langkah-langkah untuk mendapatkan keyakinan apakah pelaksanaan sudah sesuai dengan tujuan atau rencana yang telah ditetapkan dan diikuti dengan langkah-langkah tindak lanjutnya, apabila tidak terdapat kesesuaian. Jadi pengawasan dilakukan bersama dengan usaha lanjut dinamakan Pengendalian.
2. Tujuan Pemeriksaan
• Seperti contoh diatas tadi yaitu seorang dosen/pengajar yang mempu nyai tujuan untuk mengetahui apakah mahasiswanya sudah memahami dengan baik pelajaran yang telah diberi kan atau belum. Begitu pula seorang dokter yang tadi memeriksa pasiennya dengan tujuan untuk mengetahui apakah pasiennya menderita penyakit tertentu, sehingga ia dapat menuliskan resep obat yang tepat kepada pasien tersebut.
• Contoh : Seorang pemeriksa intern disuatu perusahaan yang memeriksa seorang pejabat perusahaan yang akan mengakhiri masa jabatannya yaitu dengan tujuan untuk mengetahui apakah pejabat tersebut sudah melak sanakan tugas-tugasnya dengan baik sebagaimana yang telah ditetapkan perusahaan. Jadi tujuan pemeriksaan adalah untuk menilai pertanggung jawaban pelaksanaan tugasnya selama dia menjabat.
• Selain pemeriksaan yang menilai per tanggungjawaban, ada lagi yang disebut pemeriksaan operasional (nanti akan kita bahas secara rinci pada jadual berikutnya) yang mempunyai tujuan untuk memberikan saran-saran perbaik an yang berkaitan dengan kehematan efisiensi dan efektivitas guna penyem purnaan tugas pekerjaan dimasa datang.
• Ada juga pemeriksaan dengan tujuan untuk memberikan suatu pendapat yang objektif terhadap laporan keuangan kepada para pemakai laporan keuangan tersebut (antara lain para pemegang saham, kreditur, bank, instansi pajak, dll).
3. Sejarah Pemeriksaan
Pada zaman Mesopotamia periode 3.600 – 3200 SM didapati tanda-tanda sekitar angka2 yang menunjukan bahwa pemeriksaan telah dilakukan terhadap angka-angka tersebut. Kemudian di Negara Mesir kuno ditemukan adanya pemisahan pekerjaan yaitu pejabat yang melakukan penerimaan Negara dan satu pejabat lagi yang memeriksa pekerjaan tersebut.
Di zaman Romawi dahulu ada seorang kaisar yang melaksanakan pemerintahnya secara absolute, tetapi dia mengangkat pembantu2 yang dipercayanya untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Salah satu tugas tersebut adalah mendengarkan laporan dari para pembantunya atau utusan dari daerah jajahannya berupa masalah keamanan dan pemungutan pajak. Dalam hal ini Kaisar tersebut mendengarkan laporan yang disampaikan pembantu2nya atau utusan2nya dalam bahasa Latin disebut “Audere”. Kemudian dalam jangka waktu panjang diadopsi kedalam bahasa Inggeris dengan kata “Audit”.
. Sejak abad ke 19 dan 20 ilmu ini berkembang dengan pesat dan diperdalam dengan berbagai disiplin ilmu. Antara lain Akuntan publik yang mengembangkan ilmu pemeriksaan yang berkaitan dengan pemeriksaan terhadap laporan keuangan perusahaan. Akuntan intern dilingkungan perusahaan dan instansi pemerintah telah mengembangkan cara-cara pemeriksaan kegiatan dilingkungan perusahaannya. Akuntan Pengajar yang mengembangkan dan meneliti serta mengajarkan ilmu pemeriksaannya (Auditing) di perguruan tinggi kepada para mahasiswanya
Konsep dasar dan ruang lingkup pemeriksaan
Informasi sangat penting dalam mendukung aktivitas perusahaan untuk perkembangan perusahaan tersebut. Agar suatu perusahaan dapat dikelola dengan baik diperlukan adanya system informasi yang dapat mendukung tugas-tugas operasional, untuk perencanaan, maupun sebagai bahan dalam pengambilan keputusan.
bagi kelangsungan hidup usaha (going concern). Antara lain adanya sistem informasi akuntansi yang bukan hanya diperlukan oleh manajemen perusahaan melainkan sebagai kewajiban dalam rangka direksi sebagai pengurus perusahaan memberikan pertanggungjawabannya kepada stock holder / stake holder (pemegang saham usaha).
Sistem informasi diperlukan agar dapat memberikan umpan balik (feed back) berupa informasi bagi manajemen dalam rangka melakukan pengelolaan system operasional. Umpan balik (feed back) akan berguna apabila system informasi tersebut memberikan nilai tambah (value added). Caranya yaitu dengan mengolah data tentang transaksi menjadi informasi. Informasi akan memberikan pengetahuan (knowledge) bagi pihak-pihak yang menggunakannya, sehingga mereka dapat membuat perenca naan (planning) atau mengambil keputusan (decision making).
Suatu system informasi perusahaan mungkin saja mengandung kesalahan (error) atau adanya penyalahgunaan.. Kesalahan informasi adalah merupakan resiko informasi (information risk) yang dapat mengakibatkan kesalahan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. Oleh karena itu untuk suatu sistem yang baik seharusnya dilengkapi dengan mekanisme kontrol intern (system of internal controls).
Untuk menjamin bahwa segala sesuatunya berjalan seperti yang seharusnya, maka secara periodik diperlukan adanya pemeriksaan atau audit system, baik penggunaannya maupun pengguna itu sendiri (system dan orang-orangnya).
Jadi audit diperlukan untuk memastikan apakah system informasi telah dirancang dan diterapkan sesuai dengan prosedur dan standar yang ditetapkan.
0 komentar:
Posting Komentar