Hikayat Raja Berekor


Rabu, 21 September 2011

Cerita ini merupakan kegiatan dari asal usul Pulau Belitung.Dimana terdapat sebuah pulau hanyut yang di akibatkan kemurkaan seorang raja di Bali akibat anaknya mengandung anak akibat hubungan nya dengan anjing kesayangan nya.


Hatta setelah tiba waktunya,sang putri yang mengandung akibat hubungan dengan anjing kesayangan nya,melahirkan seorang bayi laki-laki.Berbeda dengan bayi normal,sekujur tubuh bayi tersebut penuh di tumbuhi bulu-bulu subur serta memiliki sebuah ekor kecil,layaknya anjing.

Ringkas cerita,karena persediaan makanan kiriman dari istana sebelum di kutuk ayahnya telah menipis,sang putrid pun mulai menggantungkan hidup dari alam.Untuk membesarkan anaknya,di temani anjing kesayangan nya ia berburu biantang apa saja yang ada di hutan,menangkap ikann di sungai,serta memakan tumbuhan hutan apa saja yang bisa di makan.Oleh ibunya,setelah beranjak besar,si anak berekor di ajarkan cara berburu dan menangkap ikan di sungai.

Satu hari,si anak berekor berburu sendiri ke hutan.Dalam hutan ia bertemu sepasang burung ( di sebutkan sebagai burung kutilang,red) yang sedang memberi makan anaknya.Sedianya ia akan memanah burung-buruba tersebut.Namun mengingat burung tersebut sedang memberi makan ankanya,anak berekor pun mengurungkan niatnya.Dalam hatinya malah tibul rasa kasihan melihat keharmonisan keluarga burung tersebut.

Sepanjang hari itu,ia merasa sangat terkesan dengan keluarga burung tersebut.Sepanjang perjalanan ia terus terbayang kemesraan burung tersebut.Hingga tak seokor burung pun berhasil ia panah hari itu.
Setiba di rumah,ia pun segera menghampiri ibunya dan bertanya, “ Mak ,dimane aya aku ne ? “

Di Tanya demikian,si Ibu kaget.Lalu menjawab “ Aya kau ndak ade
Tak puas dengan jawaban ibunya,si anak pun lantas berujar,” Ndak mungkin anak manusie ndak ade aya.Sedangkan binatang sajak macam burong kutilang nok aku liat de bang utan tadik ade umak bapak e.”

Walau di desak,sang putrid tetap tak menjawab.Hingga kemudian anak nya berkata keras kepada ibunya.” Sebutla benar-benar demane aya aku ? kaluk,ikam ndak,ikam aku buno.” sergahnya dengan bengis.

Mendengar ancaman tersebut,karuan si ibu ketakutan.Sebab anaknya kini telah menjadi laki-laki dewasa bertubuh tinggi besar,berotot,pemberani,tangkas dan sangat kuat.Akhirnya,setelah berkali-kali di ancam,sang ibu pun berkata,” Aya kau to si Tumang,asuk kesayangen kite.”

Mendengar jawaban tersebut,bukan main marah nya si anak berekor.Sekejap kemudian ia telah berhasil mengkap Tumang yang berdiri tak jauh dari ibunya.Dalam hitungan detik terdengar lengkingan pendek tapi nyaring si Tumang.Sekejap kemudian,Nampak anjing itu telah terkapar di atas tanah.Kepalanya hancur,akibat bantingan keras si anak.Tumang,anjing kesayangan sang putrid,yang adalah ayah biologis si anak berekor,mati mengenaskan akabat di banting anak ny sendiri.Bangkai nya lalu di hanyutkan di sungai.

Begitulah,waktu pun terus berjalan.Si anak berekor telah tumbuh menjadi seorang pemuda normal yang gagah perkasa,namun ekornya makin panjang.Satu hari,kepada ibunya,pemuda berekor itu minta izin untuk menjelajahi daerah lain.Oleh ibunya ia di sarankan membuat perahu.

Singat cerita.setelah perahu dan berbagai perlengkapan serta perbekalan selesai di siapkan,pemuda bereokor pun berangkat.berlayar mengarungi samudra tanpa tahu arah tujuan pasti,hingga akhirnya mencapai daratan pulau Sumatra,yang masuk wilayah kekuasaan Raja Palembang.

Mengetahui daerah tempatnya mendarat termasuk wilayah kekuasaan Raja Palembang,pemuda berekor itu pun datang menghadap ke istana.Kepada Raja Palembang ia mengajukan diri untuk menjadi raja.Raja Palembang setuju dengan usulan tersebut.Namun syaratnya,ia harus memerintah di daerah asalnya,dan daerah tersebut menjadi taklukan Raja Palembang.

Syarat Raja Palembang itu di terima pemuda berekor,hinga jadilah ia sebagai seorang Raja di daerah asalnya yang kemudian terkenal dengan Raja Berekor.Namun,sebelum kembali ke daerah asalnya,ia di bekali perlengkapan secukupnya dan rakyat berasal dari daerah taklukan Raja Palembang Konon jumlahnya setara dengan delapan gantang butir padi.

Di kisahkan setiba di Belitung,Raja Berekor mendirikan istana di sekitar Aik Bebulak,Kelekak Usang kea rah perawas,sejajar dengan aliran sungai Cerucuk yang melintasi Kampung Perawas sekarang ini.Singgasananya terbuat dari sebuah tempayan besar.Dii atas tempayan besar itulah di letakan satu keeping papan dari kayu ulin yang di beri lobang,sebagai tempatnya memasukan ekor ketika duduok di sanggasana.Alhasil,kemanapun Raja Berekor ini pergi tempat duduk itu selalu di bawa.

Dalam menjalankan pemerintahan,Raja Berekor di dampingi Sembilan pembantu,terdiri atas : perdana mentri,hulubalang dan pesuruh yang salah satunya bernama sikum.Selain itu di tangkap pula sejumlah perempuan untuk di jadikan juru masak dan dayang-dayang istana.Dengan dukungan sejumlah pembantunya,pemerintahan Raja Berekor berjalan baik dan sesuai dengan kehendak raja.Pendek kata,setiap kehendak raja selalu di turuti para pembantu nya,yang sebenarnya takut dengan kekekaran dan kebengisan nya.
Satu hari seorang juru masak istana membuat kelalaian .Saat menyiapkan makanan siang buat sang raja ,salah satu jarinya tersayat pisau, hingga darahnya menetes dalam makanan yang sedang disiapkan .Ketika makanan tersebut dihidangkan kepada sang raja bukan mainnya takut juru masak .

Tapi ,apa yang terjadi kemudian ?Setelah dihidangkan sang raja memakannya dengan lahap .Sekonyong-konyong ,Raja berekor tertawa terbahak-bahak ,sambil berteriak keras kepada Perdana Mentrinya .
“Perdana Mentri panggil juru masak !”Perdana Mentri pun langsung memanggil juru masak dan kembali menghadap sang raja bersama juru masak tak lama kemudian .
“Ampun Baginda hamba datang ngadap ,”ujar Perdana mentri di ikuti juru masak .
‘Juru masak !Nyaman benar kau masak sari ne ‘,rasenye lebe nyaman dari masakan nok lauda-uda .Bahan ape nok kau masokkan de dalamnye ?tanyak raja berekor .

Ditanya demikian ,juru masak gemetaran .mukanya pucat pasi .Keringat dingin mengucur deras didahinya .
Ampun, tuan ku ,hamba masak macam biase sajak,ndak ade nok demasokan bang masakan itu .semuenye bumbu masakan kan bahan nok ade dedapor kitelah.,”jawab juru masak itu gemetaran .,”Akh ,ndak mungkin !” sergah sang raja .”cuba terus terang ,pasti ade nik lebeh dari biase e,” sergah sang raja lagi.

Takut dengan raja,juru masak itu pun dengan pasrah dan terbata-bata berujar,”seingat hamba,waktu mengiris sayor,ujung tangan hamba teriris pisuk lalu bannyak keluar dara.Dara itu tecampor kan bumbu tadik” jawab juru masak sambil gemetaran.

Mendengar jawaban si juru masak,sang raja tersenyum sambil mengangguk-angguk kecil.Dalam hatinya terbayang mungkin darah manusia di campur daging manusia lebih enak rasanya.Hingga akhirnya muncul keinginan untuk memakan daging manusia.Sesaat kemudian ia pun berkata kepada perdana mentri
Perdana Mentri,ngape kite ndak nyubak makan daging manusie sajak ?” Tanya raja lagi.
Hamba,…ndak sampai ati tuanku,” jawab Perdana Mentri ketakutan.
Di jawab demikian,meledaklah kemarahan sang raja.Sambil menghunus pedang ia berteriak, “ turutek perinta aku ! kaluk ndak kau nok aku buno

Akhirnya dengan sangat terpaksa Perdana Mentri menuruti kehendak raja itu.Membunuh manusia untuk di jadikan santapan raja.Korban pertamanya adalah juru masak.Rupanya dugaan raja bengis itu benar.Ketika menyantap daging sang juru masak ia Nampak merasakan kenikmatan tiada tara.

Sejak saat itu,setiap hari,pasti ada rakyatnya yang di korbankan untuk di jadikan santapan raja pemakan manusia itu.Semua jenis dan tingkatan umur di coba.Anak-anak,orang dewasa,orang tua,laki-laki,maupun perempuan.Malahan terkadang dalam sehari lebih dari satu orang yang menjadi korban.

Akibatnya,rakyat semakin takut.Kerajaan pun semakin sepi.Semua rakyat berdiam diri di rumah,menghindar agar tidak menjadi santapan raja.Akhirnya,rakyat yang semula begitu banyak hari demi hari menjadi kian sedikit.Sementara para pembantu istana tak berdaya mengatasi tabiat buruk raja yang buas dan kejam itu.

Satu saat,tanpa di ketahui para hulu baling istana rakyat melarikan diri ke daerah Belantu,Sijuk,Buding dan daerah lainya.Sedang yang belum melarikan diri dan jumlahnya sangat sedikit,kemudian mendapat giliran menjadi santtapan raja.Hingga akhirnya yang tertinggal hanya Sembilan orang pembantu raja saja.Mengetahui rakyat nya sudah tak ada lagi di kerajaan,Raja Berekor pun menjadi gelisah dan menanyakannya kepada 

Sembilan pembantu nya.Oleh mereka di jawab bahwa,rakyat telahh habis dijadikan santapan raja.
Karena haus dengan daran dan daging manusia,raja pun bermaksud memakan ke Sembilan pembantunya yang masih tersisa di istana.Namun bagaimana caranya ? Segera la raja bengis ini memanggil ke Sembilan pembantunya dan mengadakan seyembara yang terdiri dari dua buah teka teki berbunyi : “ DELIPAT KEMBANG DELIKOR,DELIMA KEMBANG DELIKAM
Barang siape ndak dapat ngenjawabnye,kan aku buno.Untuk itu mikak kuberik waktu duak ari untuk ngenjawabnye,” ungkap raja.

Mendapat seyembara tersebut ke Sembilan pembantu raja itu segera bermusyawarah.Salah satunya adalah pak Sikum.Orang tua ini sudah lama mengabdi pada kerajaan.Hingga ia tahu persis keadaan kerajaan.Setelah bermusyawarah,ke Sembilan orang ini pun akhirnya berhasil memecahkan teka teki tersebut.” DELIPAT KEMBANG DELIKOR “ berarti berarti empat orang dimakan waktu lohor ( siang ) dan DELIMA KEMBANG DELIKAM berarti lima orang di makan waktu malam.
Setelah berhasil memecahkan teka-teki tersebut tiba-tiba pak Sikum berteriak,” Kite harus ngadilek raje lalim itu

Tapi,lanjut dia,”kite ndak mungkin ngembunonye secare terang-terangen.Sebab die sakti,die juak kebal kan senjate tajam.”
Menghadapi kenyataan itu,semua yang hadir terdiam.Namun,tiba-tiba Pak Sikum teringat sesuatu.” De istana ne tersimpan duak buah alu sakti terbuat dari kayu simpor laki.Alu sakti itu la nok dapat ngembuno raje,” ujarnya setengah berteriak.

Untuk melaksanakan niatnya,Sembilan pembantu raja itu pun mencuri dua buah alu sakti tersebut.Lalu,mereka menyususn rencana pembunuhan terhadap raja bengis itu.Disepakati waktunya saat mereka menghadap raja ketika batas waktu yang di berikan habis.

Batas waktu yang di terapkan raja pun tiba.Ke Sembilan pembantu raja datang menghadap.Namun,dari singgasananya,raja merasa kejanggalan pada para pembantunya.Dua di antara mereka tidak membawa tombak seperti biasa,api membawa alu.Hingga Raja Berekor menjadi agak sedikit curiga.
Masih curiga,raja pun menanyakan apakah mereka sudah berhasil menjawab teka-teki yang di ajukan nya dua hari lalu.

Pertanyaan raja itu,secara berpantun di jawab Perdana Mentri,dengan membalikan teka-teki yang di ajukan :
DELIPAT KEMBANG DELIKOR
DELIPAT KEMBANG DELIKAM
URANG LIMAK NGIBIT IKOR
URANG EMPAT SERETE NIKAM
Belum sempat,raja bereaksi pak Sikum,langsung membalas pantun Perdana Mentri :
SAK DUA DAUN SIMPOR
KETIGE DAUN GENALU
URANG LIMAK NGIBIT IKOR
URANG DUA NGEMPOK KEN ALU
Mendengar jawaban tersebut,sadarlah Raja Berekir bahwa pantun itu adalah siasat Sembilan para pembantunya untuk membunuhnya.Seketika murkalah Raja Berekor.Ia bangkit dari singgasananya,hingga tanpa di sadari ekornya turut keluar dari lobang tempayan.

Begitu melihat ekor sang raja keluar,serentak para pembantu raja itu menyerang.Lima orang memegangi ekor,empat lainya masing-masing dua orang memukul kepala raja bengis dan kejam itu dengan alu sakti dan menusuknya dengan keris.Akibatnya seketika tubuh raja yang besar dan kekar itu pun tumbang bersimbah darah.Mayatnya,oleh Sembilan pembantunya,di hanyutkan ke sungai.Dengan begitu tamatlah riwayat Raja Berekor,pemangsa manusia yang begitu bengis dan kejam itu.
***
Kayu simpor laki ini menurut kepercayaan orang Belitung sebagai penagkal binatang buas dan berbisa,seperti harimau dan ular.Menurut cerita kesaktian simpor laki ini di dukung oleh pepatah lama di Belitung yang berbunyi :
ALU SEGIOK GIONG
SEGALE-GALE UBI
SEKUCAK-SEKUCONG
TENTONG KAYU BINGKOK,BINGKOK DEMAKAN API
ALU UKAN SEMBARANG ALU
ALU TEBUAT DARI SIMPOR LAKI
SIFAT NOK BEIKOR
AMUN TEPELASA KAN SIMPOR LAKI
TENTU MATI

Sumber Cerita : Buku Cerita Kampung Rakyat Belitung oleh Bule Sahib

0 komentar:

Lokasi