Riwayat Keramat Bujang


Rabu, 21 September 2011

Di satu bagian hutan, dikenal dengan nama Ai’ Membiding, Desa Bantan, terdapat dua buah makam, yaitu Makam Tu’ Rangga Tuban dan isterinya dan di Gunung/Bukit Bujang terdapat pula makam, dikenal sebagai Keramat Bujang. Dari dan untuk ketiga tokoh ini diceritakan tentang kehebatan Tu’ Rangga Tuban dan Bujang.


Menurut cerita yang berkembang di daerah Bantan,tu”rangga tuban berasal dari tanah jawa.beliau mempunyai dua istri dan seorang anak angkat bernama Bujang .kehebatan tu” rangga tuban ini sangat dikenal dan termasyhur keseluruh wilayah sekitar bantam kecik.

Dalam kesehariannya ,dilengan kirinya selalu terpasang sebuah batu asah yank dikenakan jika akan bertempur menghadapi musuh-musuh yang datang dari sungai dekat kampung bantan ,yaitu Ai”sapai.batu asah ini sekarang masih ada dan jika kita akan mengasah parang didaerah tersebut parang akan cepat tajam tapi selalu mengakibatkan luka bagi pemiliknya atau orang yang mengasah pisau ditempat itu.

Tu”Rangga tuban terkenal sebagai seorang pembuat perahu yang hebat di daera bantan,hingga didaerah ini terdapat satu tempat bernama lemong perahu ,yaitu tempat bekas Tu”Rangga tuban membuat perahu .

Satu hari,Tu”Rangga tuban melakukan perjalanan kepalembang..Disana Tu”Rangga tuban sempat membeli seekor burung puyuh yazng sangat lincah .Hingga dia menjadi direpotkan oleh burung tersebut .Akibatnya pada waktu jam tidur ia tidak bisa barang sekejab karena harus menjaga agar burung tersebut tidak lepas kelaut.Akibatnya Tu” Rangga tuban baru tidur pada siang hari ,sementara penjagaan burung itu diserahkan kepada awak perahunya .

Setiba di Belitung Tu”Rangga tuban pun segara pulang dan langsung mengurus burung puyuhnya.Satu ketika ,saat sedang tidak dirumah ,burung itu lepas dari sangkarnya .Hingga Tu”Rangga tuban terpaksa harus menagkapnya kembali .Disusunya batu-batu besar untuk mernghalagi burung itu meloncat dan batu –batu ini sekarang masih ada tersusun sedemikian rupa sehingga burung puyuh tidak bisa melompatinya .Sekarang penduduk setempat masih percaya bahwa orang yang mengencigi batu tersebut akan jatuh sakit .Begitula diantara kehebatan Rangga tuban.
***
BAGAIMANA dengan kehebatan anak angkatnya ,Bujang?
Pendek kata semua kehebatan Rangga tuban ditturunkan kepadanya,sehingga ia bisa menandingi ayah angkatnya itu.Namun,dasar anak berotot pendekar ,dengan berlatih sendiri,ia malah melebihi kehebatan ayah angkatnya .

Melihat hal itu, timbul rasa takut dan khawatir dalam diri Rangga tuban.Hingga muncul niat jahatnya untuk menghabisi Bujang. Apalagi ia pikir toh bujang bukan anak kandung sendiri. ia hanya seorang anak yang diambil dari kampung sebelah-yang sebagian penduduknya adalah orang –orang jahat ,berhasil ia musnakan .
Karena niat buruk itu bujang mendapat perlakuan lain dari biasa.kalau selama ini pergaulannya dengan penduduk setempat benar-benar diperhatikan,sekarang ia diberi kebebesan sama sekali .Melihat perubahan itu bujang jadi curiga .Tapi,setelah mengingat-ingat apa yang telah ia lakukan kepada ayah angkatnya,ia merasa tak punya salah apapun.ia selalu menghormati ayahnya,walau tahu ia hanya anak angkat.”Barang kali beliau benci karena merasa tersaingi dengan kehebatan dalam ilmu silat atau pun kesaktian lainnya ,”begitu dugaan bujang .

Tu”Rangga tuban juga selalu mecari-cari seteru dengan bujang .Ada-ada saja yang ia lakukan .mulai menyembunyikan parang milik bujang hingga membuang tommbaknya.

Satu ketika bujang tidak diberi makan sama sekali .Disinilah bujang kemudian merasa kalah .Bagaimana pun ia adalah anak penurut dan selalu mengikuti perintah orang tua.Misalnya,ia baru akan makan setelah disuruh orang tuanya seusai mereka makan .Tapi, kali itu tidak .Bujang pun kelaparan karena tubuhnya melemah ,ia tertidur sambil menahan lapar .

“Berhasil siasatku”, begitu latah Rangga tuban .Dengan demikian ,pikiranya,semua harta milik bujang akan jatuh ketangannya .untuk menyembunyikan niat jahat itu, bujang yang sedang tertidur lelap pun dibawa ke ume mereka dan ditidurkan dipondok di ume tersebutan . .
Malam hari pondok tersebut ia baker .Rangga tubakaan pun mengatur seolah-olah pondok itu dibakar tampa disengaja.Melihat pondok yang terbakar tersebut, berbondong-bondong penduduk sekitar memadamkan api yang makin mengganas .

Setelah api berhasil ditaklukkan apa yang terjadi dengan Bujang?Tampa diduga-duga ,Bujang keluar dari puing pondok yang masih berasap .setelah tahu yang terbakar pondok ume ,Bujang sadar bahwa ayahnya lah yang membawanya kepondok itu ,lalu memmbakarnya.
Bujang betul-betul heran dengan sikap ayahnya itu.yang ia fikir, mungkin ayahnya merasa tak mau dikalahkan siapapun termasuk anaknya sendiri .

Untuk mempercepat kehendak ayahnya itu pun bujang pun angkat bicara “Aya sebelumnye aku mohon map .ak la tau sejak lamak’,ikam nak nyawe aku..Tapi, untuk itu,ndao k kana de gunenye ngeluarkan semue ilmu ikam .sebab aku baru kan mati kalu’jari manisku dicucok kan ujong daun lalang “,
Tapi,sebelum dilakukan ia meminta agar permohonannya dikabulkan .”kuborkan aku antare langit kan bumi same-same kan harteku nok ade de ruma .masokan kedalam tajau lalu kuborkan sebela kiri ‘aku.Ampun kan semue sala aku”, Itulah permintaan bujang .

Usai mendegar permintaan dan mendegar kelemahan angkatnya ,Rangga tuban segera mengambil ujung lalang lalu menusukanya kejari manis bujang .setelah itu bujang pun meninggal dunia.

Sesuai permintaan bujang Rangga tuban pun menguburkannya diatas sebuah bukit bersama-sama dengan tajau (berisi emas ) disisi kirinya.Hingga habisla harapan Rangga tuban untuk memiliki harta bujang.
Sekarang tempat dimana bujang dikuburkan dikenal dengan nama bukit bujang dan kuburanya dikeramatkan orang dengan sebutan Keramat Bujang .
***
MENGENAI harta bujang yang ikut dsikuburkan ,saat ini, dikenal dengan tempayan Bujang Pernah suatu waktu,puluhan tahun silam,dua lelaki berniat,meminta harta tersebut.Maka bertapalah orang tersebut di kermat bujang.Setelah tiga hari tiga malam,rog Bujang dating menghampiri mereka sambil berkata,”Mikak kuang ngambik harte aku,tapi harus nyerakan dara urang nok di sayangek,” Sekejap kemudian raiblah roh Bujang.

Setelah berpikir sesaat kedua orang itupun kembali ke rumah nya sambil memikirkan apakah mereka harus meyerahkan darah orang yang mereka sayangi atau tidak mendapatkan harta yang mereka idam-idamkan.
Akhirnya,kedua orang itu pun menemukan jalan keluar.Yaitu,memalsukan darah segar dengan pati samak ( getah samak yang berwarna merah mirip darah.red ).Untuk melaksanakan rencananya,segerala mereka menebangi batang samak sekitar tempat tersebut dan mengumpulkan nya dalam sebuah wajan dan segera menyerahkan nya ke Keramat Bujang.

Tak lama kemudian datanglah roh Bujang dan memberi petunjuk agar menggali sebelah kiri kuburan tersebut.Sekitar tiga jam menggali tampak tutup tembikar yang tak lain dan tak bukan adalah tutup tempayan Bujang.Mereka pun segera melebarkan galian hingga akhirnya menemukan tempayan yang utuh dan mengikatnya pada sebuah pikulan agar mudah di angkat.Setelah semua beres,dengan bersemangat,mereka langsung turun dari bukit itu.

Setiba di Tebat Bedong,saking gembiranya,pemikul yang berada di depan berkata, “ Eu,rupenye balau nok de atas kuang juak de akalek.Pakai pati samak jak kite dapat ngambik harte karun nye,ndak perlu pakai dara segar segale.

Sekejap setelah pemikul di depan mengakhiri ucapanya,aneh bin ajaib,pengikat tempayan itu putus dan menggelinding ke atas bukit serta masuk kembali ke tempat semula.Sementara tanah bekas galian bergerak sendiri menutup lobang galian.HIngga saat ini tak satupun ada yang berani meminta harta Kerama Bujang tersebut.

Sumber Cerita : Buku Cerita Kampung Rakyat Belitung oleh Bule Sahib

0 komentar:

Lokasi