V.2. Penyebab Risiko Operasional


Sabtu, 17 Desember 2011

Dalam clunia perbankan, risiko operasional melekat di setiap aktivitas bank, yakni melekat pada aktivitas perkreditan, treasuri dan investasi, operasional dan jasa, pembiayaan perdagangan, pendanaan dan instrumen utang, teknologi sistem informasi dan sistem informasi manajemen, dan pengelolaan sumber daya manusia.

Berdasarkan definisi, maka risiko operasional yang dapat menyebabkan kerugian bank bisa berasal dari faktor: proses internal, manusia, sistem dan kejadian eksternal.

V.2.1. Proses Internal
Bank menggunakan berbagai proses internal yang diperlukan untuk menjual produk dan jasa kepada nasabah. Dalam setiap langkah proses internal, dapat terjadi potensi risiko operasional.

Sebagai contoh, salah kirim dokumen kepada nasabah yang tidak berhak, kesalahan proses pembukaan rekening dan transaksi nasabah, terlambat melakukan penyesuaian terhadap perubahan kebijakan, kenaikan volume transaksi yang tidak terduga mengakibatkan kesalahan dalam penanganan transaksi dan bisnis, produk yang beragam dan atau aktivitas baru yang diluncurkan namun gaga) atau sebaliknya permintaan nasabah luar biasa dan tidak bisa ditangani bank, mengakibatkan para pekerja bank melakukan berbagai kompromi untuk mempercepat pelayanan, kontrol kualitas yang tidak memadai, kesalahan dan koreksi, pemenuhan persyaratan utama proses internal terlupakan dan lain-lain.

Sumber risiko yang bisa mengakibatkan terjadinya hal-hal dalam contoh di atas, bisa berkaitan dengan risiko-risiko kesalahan pembuatan model atau metodologi, kesalahan rancangan dan urut-urutan kerja dengan tahapan proses yang tidak jelas.

Sumber risiko yang lain adalah kelemahan dalam proses internal seperti ketidakpatuhan terhadap ketentuan internal maupun eksternal, kesalahan dalam produk atau bisa pula kesalahan dalam berhubungan dengan nasabah, proses dokumentasi yang buruk dan lain-lain

Risiko Operasional – Proses Internal
Perkara pembobolan Bank B Cabang.Pondok Indah seniIai Rp 46,4 miliar telah menyeretlimaterdakwa pejabat dan karyawan bank.
Paraburon ini membobol Bank B dengan cars mengajukan kredit dengan agunan dokumen palsu. Dokumen yang dipalsukan antara lain akta pendirian perusahaan, akta pemberian hak tanggungan, danSuratkuasa memberikan hak tanggungan
Prosespencairan dana tersebut dinilai tidak sesuai dengan prosedur standar operasional (SOP) perbankan, petunjuk pelaksana bisnis ritel dan prinsip kehati-hatian perbankan. “Karena ketidak-hati-hatian dan mengucurkan dana tidak sesuai prosedur, Bank dirugikan puluhan miliar”.

V.2.2.  Manusia
Kontrol internal Bering kali dijadikan kambing hitam atas kegagalan suatu proses operasional bank. Namun demikian apabila ditelusuri, ternyata seringkali penyebab sebenarnya dari kerugian operasional bank adalah kesalahan manusia.

Kerugian risiko operasional dapat terjadi karena tuntutan kompensasi pekerja, pelanggaran terhadap ketentuan jaminan kesehatan dan keamanan, pemogokan dan tuntutan karena perlakuan diskriminasi.

Risiko operasional yang disebabkan oleh faktor manusia juga bisa disebabkan oleh pelatihan dan manajemen yang tidak memadai, kesalahan manusia, pemisahan tugas atau wewenang yang tidak memadai, ketergantungan terhadap orang-orang penting tertentu, integritas dan kejujuran yang rendah.

Risiko-risiko operasional di atas bisa lebih diperburuk oleh kualitas pelatihan yang tidak memadai, kontrol yang tidak memadai dan kualitas sumber staf yang buruk atau faktor-faktor lainnya.

Contoh-contoh risiko operasional berikut ini, balk yang dilakukan secara sengaja ataupun tidak disengaja oleh faktor manusia dapat menyebabkan kerugian bank:
  • Kesalahan manusia seperti kesalahan melaksanakan transaksi dan prosedur.
  • Penyelewengan pekerja, seperti fraud dan trading yang tidak sah atau diluar kewenangan.
  • Hal-hal lainnya yang terkait dengan pekerja, seperti perselisihan ketenagakerjaan, kekurangan pekerja, perekrutan pekerja dan pemutusan hubungan kerja, kecelakaan kerja dan lain-lain.
V.2.3. Sistem dan Teknologi
Semakin meningkatnya ketergantungan bank terhadap teknologi informasi merupakan salah satu sumber utama risiko operasional.

Kerusakan data bank baik karena sengaja maupun tidak merupakan penyebab umum kesalahan operasional bank yang mengakibatkan kerugian yang harus ditanggung bank.

Contoh kasus, salah satu bank yang baru mengganti teknologi informasi dengan teknologi baru dan belum berjalan lancar mengakibatkan transfer keluar dibukukan dua kali sehingga bank yang bersangkutan mengalami kerugian.

Perencanaan infrastruktur teknologi informasi yang tidak dikelola dengan baik mengakibatkan transaksi bank terganggu karena off line yang cukup lama, sehingga mengakibatkan timbulnya risiko reputasi dan potensial kerugian yang sulit diperkirakan besarnya akibat nasabah bank pindah ke bank pesaing.

Pembayaran bank kepada nasabah kelebihan ratusan milliar hanya karena program komputer yang berkaitan dengan perubahan angka desimal telah ditemukan sebagai akibat kesalahan testing.

Berbagai Contoh sumber risiko operasional terkait dengan penggunaan teknologi informasi antara lain adalah:
  • Permasalahan umum teknologi, seperti kesalahan operasional terkait dengan teknologi, penggunaan teknologi oleh orang yang tidak berwenang dan penyalahgunaan teknologi.
  • Permasalahan hardware, seperti kegagalan perlengkapan dan ketidakcukupan atau ketidaktersediaan hardware yang diperlukan.
  • Permasalahan pengamanan atau security, seperti pembobolan (hacking), kegagalan firewall dan gangguan eksternal.
  • Permasalahan software, seperti virus komputer dan bugs dalam programming.
  • Permasalahan sistem, seperti kegagalan sistem dan pemeliharaan sistem.
  • Permasalahan telekomunikasi, seperti jaringan telepon, faksimili dan email.
V.2.4. Kejadian Eksternal
Meskipun bank cenderung memiliki kontrol yang kecil atau bahkan tidak mampu mengontrol sama sekali terhadap kejadian eksternal, namun kejadian eksternal tetap perlu dikelola.

Risiko operasional yang disebabkan oleh faktor eksternal dapat terjadi karena perubahan perundang-undangan yang tidak terduga, seperti perubahan undang-undang hak-hak konsumen. Contoh lain adanya ancaman-ancaman fisik, seperti perampokan bank, serangan teroris dan bencana alam. Contoh: efek serangan teroris 11 September 2001 yang menimpa Bank of New York.

Kejadian eksternal lainnya yang menyebabkan risiko operasional dengan dampak luar biasa adalah kejadian tsunami di Aceh tanggal 26 Desember 2004 dan gempa bumf di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya di Bantu) dan sekitarnya pads tanggal 27 Mei 2006.

Mengingat bank memiliki kemampuan kecil untuk mengelola kejadian eksternal atau bahkan sama sekali tidak mampu mengelola kejadian eksternal tersebut, maka satu-satunya tindakan yang dapat dilakukan bank adalah dengan memperkuat infrastruktur dan kesiapan sumber days manusia Yang dimiliki untuk meminimalisasi dampak kerugian risiko operasional. Untuk ini bank perlu mengembangkan Manajemen Kelangsungan Usaha (Business Continuity Management).

Risiko Operasional
Kebakaran melanda bagian basement dari Menara Bank T di Jakarta Pusat pads hari Senin (2/2/2009) pukul 04.00 dini hari. Diduga kebakaran terjadi akibat adanya korsleting listrik di lantai dasar atau basement. Api berhasil dipadamkan pukul 06.30. Tak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Namun dua orang keamanan gedung yang tengah bertugas, terjebak di lantai tujuh menara tersebut.

Akibat kebakaran tersebut server data Bank T dipindahkan sementara ke tempat lain. Akibat dari pemindahan tersebut, maka kegiatan operasional melalui jalur online antara lain melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bank T di seluruhIndonesiadihentikan sementara selama beberapa jam. (suarasurabaya.net.)
Risiko operasional akibat kebakaran tersebut antara lain adalah kerugian finansial atas terbakarnya fisik bangunan, rusaknya jaringan data dan informasi sehingga mengakibatkan terganggunya pelayanan nasabah dan karyawan pads gedung tersebut tidak bekerja akibat rusaknya prasarana kerja.

0 komentar:

Lokasi