II.1. Peran Manajemen Risiko Dalam Nilai Perusahaan
Tujuan pokok dari perusahaan termasuk bank adalah memberikan nilai tambah clan meningkatkan kekayaan pads pemegang saham. Berbagai ukuran kinerja operasional bank yang cligunakan bank selama ini seperti perolehan labs bersih, pertumbuhan asset, Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), belum mempertimbangkan risiko yang dihadapi atas produk atau transaksi bank.
Tujuan pokok dari perusahaan termasuk bank adalah memberikan nilai tambah clan meningkatkan kekayaan pads pemegang saham. Berbagai ukuran kinerja operasional bank yang cligunakan bank selama ini seperti perolehan labs bersih, pertumbuhan asset, Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), belum mempertimbangkan risiko yang dihadapi atas produk atau transaksi bank.
Dalam upaya mencapai tujuan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah bagi bank, paling tidak diperlukan empat komponen utama yang harus di kelola bank, yaitu:
- meningkatkan inovasi produk, jasa, fitur electronic banking delivery channels untuk menangkap segmen pasar yang belum tergarap, dan memperluas pasar yang sudah ada
- kelompok pemasaran yang agresif untuk meningkatkan penjualan clan market share serta pelayanan purna jual
- tersedia kebijakan clan proseclur yang lengkap dan benar untuk clijaclikan koridor prudential bagi kelompok bisnis, serta sistim kepatuhan yang kuat untuk memastikan kepatuhan pads aturan yang berlaku, clan kontrol internal untuk menemukan pelanggar ketentuan yang berlaku.
- sistim manajemen SDM yang handal clan bersaing untuk
- memastikan kecukupan jumlah serta kualitas SDM yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi aktivitas perbankan, memiliki sistim jenjang karir yang jelas dan sistim remunerasi yang bersaing.
Dari uraian diatas terlihat bahwa manajemen risiko merupakan bagian dari strategi keseluruhan bank dalam mencapai tujuan. Keempat elemen mempunyai peran masing-masing, clan sama penting dalam pencapaian tujuan. Kalau bisnis beracla di garda depan, maka risk management merupakan pertahanan lapis kedua clan internal control merupakan pertahanan lapis ketiga untuk menjaga agar risiko dapat dikendalikan dengan baik.
Strategi operasional bank jugs dapat dilihat dari upaya mencapai keseimbangan antara
(1) pertumbuhan bisnis clan pencapaian market share.
(2) meningkatkan efisiensi operasional perbankan clan
(3) implementasi risk management yang berorientasi bisnis.
Upaya meningkatkan pertumbuhan bisnis termasuk inovasi untuk pertumbuhan bisnis pads berbagai segment, jenis produk clan jasa sesuai dengan rencana kerjanya.
Efisiensi menyangkut upaya menurunkan biaya operasional. Dalam menjalankan usaha, bank memerlukan berbagai biaya antara lain biaya bunga dan Biaya overhead. Biaya bunga yang clibayarkan bank kepada pars nasabah atau kreclitur-sa-rigaf clipengaruhi oleh tingkat suku bunga yang berlaku di pasar. Sedangkan biaya overhead pads umumnya berupa biaya administrasi clan umum, dapat dikendalikan oleh bank. Berclasarkan hal itu, maka bank harus mencari berbagai alternatif untuk mengendalikan atau meningkatkan efisiensi biaya overhead agar bank dapat beroperasi secara efisien sehingga dapat berkompetisi di pasar.
Tujuan meningkatkan pertumbuhan bisnis, meningkatkan efisiensi dan pengelolaan risiko tidak sejalan. Sebagai contoh, agar volume kredit lebih cepat tumbuh maka proses kredit harus dipercepat atau standar prudential pemberian kredit dilonggarkan sehingga hal ini cenderung meningkatkan risiko kredit. Apabila jumlah analis kredit ditambah, maka biaya proses pemberian kredit menjadi lebih mahal dan efisiensi menurun. Sebaliknya apabila bank terlalu pruden dalam proses kredit, maka risiko kredit dapat terjaga namun proses kredit cenderung menjadi lama dan nasabah dapat berpindah ke bank lain sehingga target pertumbuhan bisnis terganggu. .
Untuk mencapai tujuan usaha, bank perlu mencari keseimbangan yang optimal antara bisnis, operasional dan manajemen risiko. Bank perlu mempunyai unit bisnis yang berorientasi risiko, dan mempunyai unit manajemen risiko yang berorientasi bisnis. Pengelolaan risiko penting agar bank tidak terperangkap pads berbagai bisnis yang secara teoritis atau secara historic dapat memberikan keuntungan atau margin yang tinggi namun risiko terkait jugs tinggi. Bank seringkali tidak menyadari bahwa keuntungan besar yang diperoleh dimasa lampau memiliki risiko yang tinggi, namun secara kebetulan kondisi yang terjadi dipasar sesuai dengan yang diharapkan bank sehingga risiko tersebut tidak menjadi kenyataan.
0 komentar:
Posting Komentar