Risiko operasional dapat menimbulkan kerugian keuangan secara langsung maupun tidak langsung dan kerugian potensial berupa kesempatan yang hilang untuk memperoleh keuntungan. Disamping itu risiko operasional juga dapat menimbulkan kerugian yang tidak clapat atau sulit dihitung dengan uang, sepertiHamabalk atau reputasi bank menjadi rusak. Dimana dampak kerugian non keuangan terkait dengan reputasi pads akhirnya dapat berakibat pads kerugian keuangan. Sebagai contoh, reputasi bank yang rusak bisa mengakibatkan para nasabah penyimpan maupun peminjam pindah ke bank lain.
Kerugian yang timbul akibat risiko operasional yang timbul dan sudah diperkirakan akan dibebankan dalam pricing asset, sedangkan yang belum diperhitungkan (unexpected) harus diantisipasi dengan modal.Baselmenetapkan beberapa cars yang clapat dipergunakan bank dalam menghitung kebutuhan modal untuk mengantisipasi risiko operasional
Berbagai risiko seperti kecelakaan kerja, bencana alam, kebangkrutan karena tuntutan hukum, kerugian usaha karena kesalahan proses, kecurangan manusia, ketidakjelasan dan ketidakcukupan ketentuan kerja hanya merupakan sekedar contoh clari risiko yang melekat pads aktivitas yang dilakukan manusia sejak lama. Risiko-risiko ini merupakan risiko operasional.
Sulit untuk benar-benar dapat mengeliminasi setiap potensi risiko operasional. Namun demikian pengelolaan risiko operasional yang dilakukan secara proaktif dan memadai dapat dimanfaatkan untuk memitigasi risiko operasional tertentu.
Diantara risiko-risiko lainnya seperti risiko kredit dan risiko pasar, pemahaman risiko operasional masih relatif barn. Namun demikian saat ini bank-bank telah mulai menempatkan perhatian terhadap risiko operasional sama pentingnya dengan pemberian perhatian terhadap risiko-risiko lainnya. Hal ini antara lain ditunjukan oleh beberapa kecenderungan seperti:
- Peningkatan perhatian dan kesadaran para kepala unit kerja terhadap berbagai isu risiko operasional.
- Berbagai pendekatan untuk mitigasi risiko operasional sudah dikembangkan.
- Perhatian bank yang semakin besar untuk mengarahkan kemampuan mitigasi profit risiko bank sebagai upaya peningkatan daya saing.
- Tekanan regulasi agar bank mengalokasikan sebagian modal untuk menutup kerugian risiko operasional. Tekanan ini menclorong bank untuk mengalokasikan number daya yang ada secara efisien dan efektif.
Beberapa alasan relevan bank menerapkan manajemen risiko yang lebih komprehensif antara lain adalah:
- Bank dituntut menerapkan manajemen risiko operasional yang lebih
- sensitif terhadap risiko. Dengan demikian bank mampu secara dini mendeteksi berbagai risiko operasional yang berpotensi menirnbulkan kerugian.
- Regulator menuntut bank mengelola risiko operasional bank dari waktu ke waktu secara proaktif.
- Parapemegang saham bank berekspektasi agar bank mampu meningkatkan nilai secara kontinyu. Untuk ini, maka bank dituntut mampu mengelola risiko operasional dengan balk.
0 komentar:
Posting Komentar