Pada umumnya, proses perkreditan dapat dibagi dalam tiga bagian.
a. Front end
Bagian front end atau unit bisnis yang bertugas mencari nasabah yang ditargetkan, melakukan analisis kredit, dan menentukan apakah permohonan debitur akan disetujui atau ditolak. Untuk kredit yang sudah ada dalam portofolio bank, harus dijaga agar debitur sejauh mungkin tetap dalam kondisi balk sehingga mampu membayar kewajibannya. Kunjungan secara rutin pads nasabah clan analisis kondisi usaha perlu dilakukan secara teratur, dan permasalahan perlu dideteksi secara dini agar lebih mudah mengatasi permasalahan dan dapat mencegah agar bank tidak terlalu besar mengalami kerugian.
b. Middle end
Bagian middle end bertugas membantu unit bisnis dalam menyediakan infrastruktur perkreditan seperti kebijakan dan prosedur, sistem kewenangan memutus kredit, sistem pemutusan kredit secara bersama antara unit bisnis dan risk management, tatacara penarikan kredit dan sistem administrasi kredit, dan slat analisis seperti sistem rating dan scoring, prosedur baku analisis kredit dan analisis early warning signal (EWS). Bagian ini jugs memelihara portofolio kredit agar senantiasa terkendali dari risiko konsentrasi pads sektor industri tertentu maupun konsentrasi secara geografis, dan memantau perkembangan kualitas kredit dalam portofolio sehingga dapat diambil langkah strategi perkreditan yang diperlukan apabila terjadi permasalahan dalam kualitas kredit.
c. Back end
Bagian back end bertugas menyelesaikan kredit bermasalah. Walaupun bank sudah berupaya memelihara kualitas kredit, pads umumnya ada sebagian kredit debitur yang menjadi kredit bermasalah. Bagian recovery bertugas menentukan langkah penyelamatan atau restrukturisasi dengan cara penjadualan kembali angsuran hutang, memberikan bungs khusus atau cara lainnya yang dipilih sehingga kerugian Bank paling minimal.
III.5.1. Credit Risk Rating
Sistem credit risk rating atau pemeringkatan dapat didasarkan pads analisis kualitatif dan kuantitatif. Hasil akhir dari proses pemeringkatan ini merupakan hasil dari beberapa parameter yang telah diberi bobot tertentu.
Permasalahan utama yang dihadapi oleh bank adalah ketersediaan data khususnya untuk perusahaan-perusahaan yang belum terdaftar di bursa atau belum pernah menerbitkanSurathutang.
Pada umumnya parameter yang digunakan dalam sistem rating adalah aspek kuantitatif seperti rasio keuangan, dan aspek kualitatif seperti misalnya aspek manajemen, kondisi industri dan sejenisnya.
III.5.1.1 Parameter Credit Risk Rating
Dalam hal keuangan, Bering digunakan beberapa rasio antara lain debt coverage, leverage, dan cashflow. Dalam menyimpulkan kekuatan keuangan suatu perusahaan, harus diperhatikan juga mengenai jenis industri yang dijalankan oleh perusahaan tersebut.
Rating digunakan untuk mengidentifikasi probability of default (PD) yang menilai kemampuan obligor dalam memenuhi kewajibannya pads kondisi bisnis normal. Sementara itu facility rating menentukan expected loss dari fasilitas pinjaman.
Basel II Dalam Internal rating Based ORB) model, bank harus memiliki minimal 8 peringkat risiko, minimal tujuh peringkat debitur untuk peminjam yang pinjaman tidak default, dan satu peringkat bagi peminjam yang default.
Parameter lain yang harus diperhatikan dalam proses pemeringkatan adalah faktor agunan dan jaminan. Pihak penjamin akan sangat mempengaruhi hasil akhir peringkat dari debitur demikian juga besarnya agunan serta jenis agunan.
Sistem rating harus dikaji ulang secara periodik misalnya setiap satu tahun sekali berdasarkan semua data keuangan terbaru dan kondisi perusahaan terbaru.
III.5.2. Analisis Kredit
Untuk menentukan limit kredit yang akan diberikan, dilakukan analisa kredit yang terutama melihat proyeksi arus kas untuk mengukur kemampuan debitur membayar kewajiban.
III.5.2.1. Pendekatan 5Cs
Secara umum, kemampuan membayar debitur dapat dilihat dari sisi karakter nasabah, kapasitas membayar, modal yang dimiliki, kondisi ekonomi dan agunan, yang dikenal dengan prinsip 5C.
a. Character
Character atau watak calon debitur harus benar-benar dapat clipercaya. Sifat dan watak calon debitur dapat dilihat dari latar belakang pekerjaan maupun pribadi seperti gays hidup dan keadaan keluarga. Sifat clan watak ini dapat menggambarkan kemauan debitur untuk membayar.
b. Capacity
Analisis capacity bertujuan untuk menilai kemampuan calon debitur dalam membayar kewajiban dari cumber cash flow usaha.
c. Capital
Analisis ini untuk melihat aspek permodalan yang harus cukup berdasarkan kaidah analisis keuangan yang sehat. Analisis capital juga harus menganalisis persentase modal sendiri yang digunakan untuk membiayai proyek
d. Condition
Penilaian kredit juga dinilai berdasarkan kondisi ekonomi, sosial, clan politik yang ada saat ini dan prediksi dimasa mendatang.
e. Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan calon debitur baik fisik maupun non fisik. Jaminan seharusnya melebihi jumlah kredit yang diberikan Berta harus diteliti aspek keabsahan dan dapat diikat secara legal.
Aplikasi 5 C’s:
Pengajuan kredit harus dilengkapi analisis antara lain dengan 5C (character, capacity, capital, collateral, dan condition). Character bermanfaat untuk mengukur seberapa jauh calon debitur memiliki niat baik untuk mengembalikan kredit yang diperoleh. Sementara itu, capacity digunakan untuk mengukur kernampuan debitur dalam mengembalikan kreditnya atas clasar kernampuan menjalankan bisnis, sedangkan capital untuk mengetahui sejauh mana perusahaan mampu menggunakan modal secara efektif.
Dua C terakhir, yakni collateral berguna untuk melihat sejauh mana jaminan yang diberikan dapat menutupi risiko yang mungkin timbul dan yang terakhir, condition, dimaksudkan untuk meneliti prospek bisnis dikaitkan dengan kondisi saat ini dan mendatang. Dengan kata lain, perlu dilakukan analisis secara kuantitatif dan kualitatif sebelum kredit disetujui.
Selain itu, bank dapat mempertimbangkan untuk melakukan kunjungan ke lapangan. Hal ini bukan hanya untuk membuktikan kebenaran dan kelayakan jaminan yang akan diikat, tetapi juga untuk mendeteksi secara langsung bisnis yang tengah berjalan. Bisa Baja terjadi, jaminan gedung yang semula tampak bagus dalam foto ternyata hanya bangunan terlantar yang ticlak bernilai.Begitu pula jaminan yang berupa tanah lapangan, setelah dilakukan penelitian lebih lanjut ternyata bukan milik debitur. Agunan dalam perkreditan berperan penting untuk mengukur seberapa jauh kredit dapat disetujui.
III.5.2.2. Kriteria Pemberian Kredit yang Sehat
Faktor yang harus dipertimbangkan dalam persetujuan kredit antara lain
- Tujuan kredit dan sumber pembayaran.
- Profit risiko terkini dari debitur, kinerja historis, industri dimana calon debitur menjalankan usaha.
- Kemampuan bisnis debitur dan kondisi sektor ekonomi/usaha debitur serta posisi debitur dalam industri.
- Analisis pemasaran hasil produksi dan aspek teknis sebagai dasar menentukan asumsi proyeksi keuangan yang rasional.
- Analisis keuangan termasuk analisa rasio dan analisa kemampuan untuk membayar kembali, berdasarkan proyeksi arus kas.
- Aspek legal dan agunan, untuk menentukan persyaratan kredit misalkan untuk membatasi perubahan eksposur risiko debitur di waktu yang akan datang.
III.5.2.3. Analisis Kinerja Keuangan Historis
Penilaian kinerja historis dapat dilakukan dengan analisis keuangan berdasarkan beberapa rasio keuangan sebagai berikut :
a. Rasio Likuiditas
Adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek (termasuk bagian dari kewajiban jangka panjang yang telah berubah menjadi kewajiban jangka pendek).
Rasio yang biasa digunakan dalam mengukur likuiditas perusahaan adalah
Current Ratio, Cash Ratio dan Quick Ratio.
CurTentRatio = AktivaLancar X 100% / KewajibanLancar
CashRatio = (Kas+SuratBerharga) X100% / KewajibanLancar
QuickRatio = (AktivaLancar–Persediaan) X100% / KewajibanLancar
b. Rasio Leverage
Adalah rasio yang menunjukkan sejauh mans perusahaan menggunakan utang sebagai sumber modal (dana pihak luar). Rasio ini jugs menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari bank sebagai kreditor.
DER = TotalKewajiban X100% / ModalSendiri
c. Rasio Aktivitas
Adalah rasio yang menunjukkan kemampuan dan efektifitas manajemen dalam mengelola sumber-sumberyang dimilikinya.
Perputaran Persediaan = Persediaan X100% / HargaPokok
Perputaranhutang = PiutangDagang X 365 / Penjualan
Total asset Turn Over = PenjualanBersih / TotalAktiva
ModalKerja = CurrentAsset — CurrentLiabilities
d. Rasio Profitabilitas
Adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan mencetak labs. Untuk pemegang saham, rasio ini menunjukkan tingkat penghasilan mereka dalam melakukan investasi.
GrossProfit Margin = Laba Kotor X 100% / Sales
OperatingProfit Margin = Operating]Profit X100% / Sales
NetProfit Margin = NetProfit X100% / Sales
ReturnOn Asset(ROA) = NetProfit AfterTax X lkali / TotalAssets
III.5.2.4. Analisis Vertikal
Analisis ini jugs dikenal dengan istilah Common Size Analysis yaitu analisi laporan keuangan dalam satu periode tertentu dengan cara membanding-bandingkan pos yang satu dengan pos yang lainnya. Perbandingan tersebut dilakukan dengan menggunakan persentase dimana salah satu pos ditetapkan sebagai patokan 100%.
III.5.2.5. Analisis Horizontal
Analisis ini dilakukan dengan membandingkan pos-pos laporan keuangan untuk dua periode atau lebih. Tujuan perbandingan ini adalah untuk mengetahui perubahan dan perkembangan masing-masing pos selama jangka waktu tertentu.
III.5.2.6. lnterpretasi Analisis KinerjaKeuanganHistoris
Analisis keuangan harus dapat menyimpulkan kondisi keuangan historis calon debitur, dan menilai bagaimana calon debitur merencanakan untuk mengatasi berbagai rasio keuangan yang menunjukan angka yang kurang balk. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan analisis DuPont, yaitu dengan melihat perkembangan rasio ROE (return on equity) selama dua periode, dan melakukan analisis untuk dapat melihat permasalahan yang dihadapi calon debitur, dan menilai bagaimana strategi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
III.5.2.7 Kebutuhan Investasi
Kebutuhan investasi meliputi analisis kebutuhan tanah, bangunan, mesin produksi, peralatan penunjang, kendaraan clan biaya pra-operasional yang diperlukan agar perusahaan dapat malakukan produksi sesuai rencana. Untuk beberapa proyek yang memerlukan pembangunan jangka panjang misalkan proyek perkebunan, perlu jugs diperhitungkan bungs mass konstruksi yang clikapitalisir menjadi bagian dari investasi.
Dalam analisa kebutuhan investasi, analis harus memastikan bahwa investasi tersebut memang dibutuhkan untuk melakukan produksi, dan biaya investasi diteliti agar tidak terjadi penggelembungan harga.
III.5.2.8. Kebutuhan Modal Kerja
Modal kerja diperlukan untuk membiayai persediaan bahan bakii dan bahan pembantu, serta piutang pads pelanggan, atau pengeluaran yang habis dalam satu siklus usaha. Pads dasarnya, metode perhitungan kebutuhan dana suatu bisnis sebenarnya merupakan perhitungan untuk mengidentifikasi Financial Gap (Kesenjangan Keuangan) yaitu selisih antara kebutuhan aktiva dengan cumber pembiayaan.
Salah satu cara yang dapat dipergunakan dalam menghitung kebutuhan dana (Financial Needs atau FN) dari suatu bisnis, yaitu Quick and Dirty Method (Metode Perkiraan Kasar) dengan formula sebagai berikut
FN = (ART + IT – APT) x COGS
Dimana:
FN = Financial Needs (Kebutuhan Dana)
ART = Account Receivable Turnover (Perputaran Piutang Dagang) dalam bulan
IT = Inventory Turnover (Perputaran Persediaan) dalam bulan
APT = Account Payable Turnover (Perputaran Utang Dagang) dalam bulan
COGS = Cost of Goods Sold (Harga Pokok Penjualan) untuk satu bulan
III.5.2.9. Analisis Pemasaran
Analisa pemasaran bertujuan untuk menyimpulkan berapa kemampuan perusahaan untuk memperoleh pangsa pasar, volume penjualan clan harga jual, dengan mempertimbangkan struktur industri dimana perusahaan berada, dan kondisi persaingan.
Untuk menilai days saing perusahaan, analisa Porter dapat digunakan untuk melihat bagaimana kondisi barrier to entry, adanya produk pengganti (substitute products), dan posisi tawar dari pembeli produk perusahaan, serta pets persaingan pads industri dimana perusahaan berada.
Pada akhir analisa pemasaran, analisa harus menyimpulkan berapa volume penjualan dan dengan harga berapa, sebagai dasar menentukan asumsi yang akan digunakan pada analisa keuangan.
III.5.2.10. Analisis Teknis Produksi
Analisa teknis produksi bertujuan untuk menyimpulkan berapa kemampuan perusahaan untuk melakukan produksi, biaya produksi balk biaya langsung maupun biaya ticlak langsung, dengan mempertimbangkan unsur bahanbaku, bahan pembantu, biaya tenaga kerja langsung clan biaya umum.
Pada akhir analisa teknis, analis harus menyimpulkan berapa volume produksi clan dengan biaya berapa, sebagai dasar menentukan asumsi yang akan digunakan pads analisis keuangan.
111.5.2.11. Aspek Keuangan
Sumber informasi keuangan yang digunakan untuk melakukan analisis keuangan adalah hasil dari analisa kebutuhan investasi clan modal kerja, clan hasil dari analisa pemasaran clan analisa aspek teknis.
Dari biaya investasi clan modal kerja, kebijakan bank mengatur berapa proses harus dibiayai oleh debitur sendiri dari modal, clan berapa dibiayai dari kredit bank. Semakin besar porsi kredit, untuk bank semakin mempunyai risiko yang lebih tinggi. Seluruh biaya investasi clan modal kerja merupakan pengeluaran awal yang direncanakan menghasilkan arus kas pads tahun-tahun berikutnya.
Analisa keuangan akan melihat apakah rencana penghasilan arus kas cukup untuk menutup biaya investasi clan modal kerja yang harus dikeluarkan.
Untuk menilai kelayakan suatu proyek investasi clapat menggunakan beberapa metode sebagai berikut:
a. Metode nilai tunai bersih atau Net Present value (NPV)
Dari proyeksi arus kas, dibandingkan dengan investasi awal yang cliperlukan, dengan menggunakan angka diskonto tertentu. Proyek dinyatakan layak apabila NPV memberikan nilai positif.
NPV CF, + CF2 + CF, + CF – 0I
1+i) (1+i) (1+i)
1
Dimana:
CF1, CF2, CF3,….CFn = arus kas tahun 1…n
I = biaya modal/tingkat diskonto
n = umur proyek investasi
01 = Investasi Awal
Adalah tingkat bunga yang dapat menjadikan NPV sama dengan nol. Proyek dinilai layak kalau IRR lebih besar dari angka diskonto, tertentu yang disebut dengan hurdle rate bank.
Faktor utama dalam perhitungan NPV dan IRR adalah menentukan jenis arus kas, menentukan umur proyek dan menentukan angka diskonto yang sesuai.
III.5.2.12. Aspek Yuridis lHukum dan Agunan
Aspek hukum menilai masalah legalitas badan usaha serta izin-izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit. Penilaian dimulai dengan meneliti keabsahan dan kesempurnaan akte pendirian perusahaan dan dokumen serta Surat-Surat penting lainnya.
Jaminan yang biasa diberikan debitur beraneka-ragam sesuai dengan jenis kredit yang diminta, beberapa diantaranya Tanah dan Bangunan, Mesin-mesin, Kapal, Kendaraan bermotor, stock barang, Deposito, Tagihan (piutang) atau Anjak Piutang (factoring) Pengikatan Jaminan kebendaan tergantung dari jenis agunan, diantaranya:
a. Hak Tanggungan
Beberapa unsur pokok hak tanggungan yaitu hak jaminan untuk pelunasan utang. Objek Hak Tanggungan adalah hak atas tanah sesuai UUPA. Hak tanggungan dapat dibebankan atas tanah saja atau berikut benda-benda yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu.
b. Hipotik
Hak kebendaan atas benda-benda tidak bergerak, untuk mengambil penggantian bagi pelunasan suatu perikatan.
c. Gadai
Hak yang diperoleh seorang kreditur atas suatu benda bergerak yang diserahkan oleh debitur, dan memberi kekuasaan kepada kreditur untuk mengambil pelunasan dari benda tersebut.
d. Fidusia
Fidusia merupakan bentuk lain bagi jaminan atas benda bergerak selain gadai.
e. Cessie Piutang
Pads dasarnya Cessie bukan merupakan lembaga jaminan, dalam praktek perbankan Cessie digunakan untuk memperjanjikan pengalihan suatu piutang atau tagihan yang dijadikan jaminan suatu kredit.
111.5.2.13. Aspek AMDAL
Amdal atau analisis dampak lingkungan merupakan analisis lingkungan balk darat, air, clan udara serta kesehatan manusia apabila proyek tersebut dijalankan.
111.5.2.14. Customer Profitability Analysis (CPA)
CPA adalah analisis komprehensif hubungan nasabah dengan bank, meliputi transaksi kredit, dana clan fee based.
Manfaat dari customer profitability analysis adalah-
- Sebagai dasar pengukuran profitability dari nasabah suatu bank atas berbagai relationship dengan bank.
- Sebagai dasar dalam menentukan pricing atas berbagai service yang diberikan oleh bank termasuk loan pricing.
- Sebagai alat analisis dalam menghadapi persaingan pasar untuk menentukan target market/ nasabah yang potensial.
- Sebagai alat analisis untuk pengembangan produk dan jasa perbankan.
Revenue yang dihasilkan oleh bank clapat berasal dari penghasilan bunga (interest income) dan penghasilan komisi (fee based income). Begitu juga biaya bank terdiri dari biaya bunga (interest expense) yang dikeluarkan bank kepada deposan dan biaya non bunga seperti biaya overhead dan biaya lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar