Identifikasi risiko kredit merupakan langkah awal dalam mengelola risiko dan selanjutnya akan diukur. Hasil dari pengukuran tersebut akan digunakan untuk menentukan besarnya modal untuk menutup risiko.
Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai aktivitas fungsional bank seperti aktivitas perkreditan, aktivitas treasuri dan aktivitas investasi, pembiayaan perdagangan, yang tercatat balk pads banking book maupun pads trading book.
Analisa kredit dilakukan untuk mengidentifikasi seluruh aspek risiko yang melekat pads setiap aktivitas fungsional yang berpotensi merugikan bank.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisa kredit antara lain:
- Bersifat proaktif (anticipative) dan bukan reaktif
- Mencakup seluruh aktivitas fungsional (kegiatan operasional)
- Menggabungkan clan menganalisis informasi risiko dari seluruh sumber informasi yang tersedia
- Menganalisis probabilitas timbulnya risiko Berta konsekuensi atas risiko tersebut.
Untuk kegiatan perkreditan, penilaian risiko kredit perlu memperhatikan kondisi keuangan debitur, khususnya kemampuan membayar secara tepat waktu, jaminan atau agunan yang diberikan sebagai pagar terakhir kalau terjadi gagal bayar.
Gagal bayar dapat disebabkan berbagai faktor. Penilaian debitur mencakup analisis lingkungan debitur, karakteristik mitra usaha dari debitur, kualitas pemegang saham dan pengelola usaha, kondisi laporan keuangan beberapa tahun terakhir, kualitas strategi usaha clan proyeksi keuangan, clan dokumen lainnya yang dapat digunakan untuk mendukung analisis yang menyeluruh terhadap kondisi dan kredibilitas debitur.
Risiko Kredit:
Tripanca Group, didirikan dan dimiliki keluarga Sugiarto Wiharjo aliasAlay, merupakan satu group perusahaan di Lampung yang pada awalnya bergerak dalarn bidang perdagangan hasil bumf kemudian merambah usaha -lainnya termasuk Bank Perkreditan Rakyat. Dalam beberapa tahun terakhir, namanya begitu harum, seiring dengan perkembangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tripanca, membangun gedung baru dan megah, melancarkan program-program baru demi memberikan kepuasan lebih terhadap konsumen, melebihi pelayanan Bank lain.
Namun tiba-tiba performance Tripanca Group merosot dan tidak dapat memenuhi kewajibannya baik kepada bank (kreditur), kepada supplier dan kepada nasabah BPR.Adaberbagai berita tentang apa yang jadi penyebab utama Tripanca Group terpuruk danAlaydan keluarganya menghilang.Adayang menyatakan karena kerugian yang disebabkan jatuhnya harga kopi di pasaran dunia.Adajugs yang menginformasikan karena kerugian dari permainan saham sekitar Rp. 350.000.000.000,- (tiga ratus miliar rupiah) yang dilakukan oleh pemilik usaha.
Sugiharto Wiharjo aliasAlaypemilik Tripanca Group terbelit persoalan kredit macet clan diduga melarikan dana nasabah BPR Tripanca. Sugiharto melalui dua perusahaan PT. Tripanca Group dan PT Cideng Makmur Pratama berhutang kelimabank besar dengan total mencapai hampir Rp 1,7 triliun yang terancam macet. (Tempo interaktif 29Des 2008
Dengan performance Group Tripanca yang telah dibuktikan bertahun-tahun, banyak bank baik lokal maupun bank asing memberikan pinjaman kepada Group tersebut. Namun ketika kasus ini diperiksa, banyak ditemukan kenyataan lain yang menunjukkan praktek perusahaan yang tidak sehat. Meskipun saat ini kasus tersebut belum selesai namun bank-bank pemberi kredit menghadapi risiko kredit.
0 komentar:
Posting Komentar