Beberapa alasan utama mengapa risiko operasional menjadi perhatian bank adalah penerapan program outsourcing, deregulasi dan globalisasi, regulasi, merger dan akuisisi, e-commerce, berbagai inovasi teknologi, dan serangan teroris.
Penggunaan teknologi informasi dengan sistem otomatisasi yang maju, pertumbuhan yang pesat dari e-commerce dan dilakukannya merger dan akuisisi skala besar, menguji kemampuan sistem yang terintegrasi.
Peningkatan popularitas outsourcing dan penggunaan teknik-teknik keuangan yang mampu untuk mengurangi risiko kredit dan risiko pasar, disisi lain meningkatkan kemungkinan kerugian risiko operasional.
Meskipun globalisasi memiliki beberapa manfaat bagi banyak pihak, namun dibalik itu globalisasi menambah kompleksitas dan diversitas budaya, manajemen dan staf.
Pertumbuhan teknologi keuangan yang semakin canggih mengakibatkan aktivitas bank dan profit risikonya menjadi lebih kompleks dengan beroperasi di pasar-pasar yang berbeda, yang menggunakan operasional dan sistem yang berbeda, Berta hukum yang berbeda pula.
Akuisisi, merger, aliansi Skala besar dan juga konsolidasi menguji kapabilitas sistem baru bank yang terintegrasi, proses dan sumber days manusia. Kedua pemicu utama, yakni globalisasi dan teknologi internet, akan menghadapkan bank pads risiko operasional baru.
Faktor-faktor pemicu utama risiko operasional antara lain:
- Volume bisnis dan operasional bank
- Kecepatan proses bisnis dan operasional bank
- Produk-produk dan atau aktivitas baru bank
- Kecanggihan produk bank
- Teknologi baru bank
- Pasar baru yang dikembangkan bank
- Kompleksitas dan ketergantungan terhadap teknologi informasi
- Globalisasi
- E-commerce
- Ketentuan atau undang-undang baru
- Tekanan dari pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya
- Tekanan regulasi
- Perputaran pegawai
- Kelemahan perjanjian
- Diversitas budaya dari staf dan nasabah
- Merger dan Akuisisi,
- Reorganisasi
- Kecepatan perubahan teknologi
- Pemilihan lembaga pemeringkat
Risiko operasional pads umumnya terjadi di unit kerja yang memiliki volume transaksi tinggi, perputaran transaksi yang tinggi, perubahan struktural yang tinggi dan sistem yang kompleks.
Kejadian risiko operasional hampir terjadi setiap hari di bank. Berdasarkan kemungkinan dan dampak yang terjadi, risiko operasional dapat dikelompokan sebagai risiko operasional yang sering terjadi namun dampak yang terjadi dinilai rendah atau high frequency – low impact. Kelompok kedua adalah frekuensi rendah atau jarang terjadi namun dampak kerugian dari risiko operasional tersebut tinggi atau yang sering disebut risiko operasional kategori low frequency-high impact. Sedangkan kelompok ke tiga adalah risiko operasional yang sangat-sangat jarang terjadi,namun bila terjadi dampak kerugian yang ditanggung bank sungguh luar biasa (catastrophic loss).
0 komentar:
Posting Komentar